MQK International Diikuti 10 Negara

Screenshot 2025 10 02 12 20 11 38 40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Pondok Pesantren As’adiyah, di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, dipercaya menjadi tuan rumah ajang bergengsi MQK (Musabaqah Qiraatil Kutub) International.

Muhammad Yunus Kepala bidang Pondok Pesantren Kemenag Sulsel mengatakan, acara ini bukan sekadar ajang perlombaan membaca kitab kuning, melainkan perayaan peradaban intelektual pesantren yang kaya akan khazanah keilmuan klasik Islam.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini akan diikuti oleh 10 negara diantaranya, Myanmar, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Kata Yunus sejumlah kegiatan istimewa siap memeriahkan MQK International, menampilkan sisi religius, intelektual, sosial, hingga ekologis dari dunia pesantren.

Pesantren Expo, pameran yang menampilkan kemandirian ekonomi, kreativitas, dan prestasi pesantren dari seluruh Indonesia, Ijtima Ulama.

Forum silaturahmi dan diskusi para ulama nasional dan internasional, memperkuat ukhuwah dan kolaborasi keilmuan lintas negara,

Salawat dan zikir Bersama

Momentum spiritual yang menyatukan hati para santri dan masyarakat dalam lantunan salawat serta zikir berjamaah juga program Ekoteologi sebuah inisiatif lingkungan: penanaman pohon serentak oleh santri seluruh Indonesia, dipimpin langsung oleh Kementerian Agama.

“Sebagai bentuk implementasi nilai-nilai Islam dalam menjaga bumi dan kajian Ilmiah menghadirkan tokoh nasional dan internasional seperti Prof. Dr. H. Said Agil Almunawar (Indonesia) dan Prof. Dr. Mariam (Maroko), yang akan memperkaya wawasan keislaman dalam konteks global,” tuturnya.

Yunus menegaskan bahwa hal ini merupakan bentuk nyata pengakuan negara terhadap kontribusi pesantren dalam menjaga warisan intelektual Islam klasik.

“Pondok Pesantren As’adiyah sampai hari ini konsisten merawat kitab-kitab turats atau kitab klasik. Ini adalah sesuatu yang luar biasa,” ungkapnya

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa perhelatan MQK International menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya fokus pada aspek religius, tetapi juga telah aktif menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat.

Kehadiran ribuan peserta dari berbagai penjuru dunia diperkirakan akan memberikan efek domino terhadap perekonomian lokal, khususnya bagi pelaku UMKM di Kabupaten Wajo dan Sulawesi Selatan secara umum.

Dari sektor penginapan, kuliner, hingga suvenir, masyarakat lokal akan ikut merasakan manfaat ekonomi secara langsung.

Tidak hanya itu, acara ini juga membuka peluang jejaring global antar pesantren dan lembaga keilmuan Islam, memperkuat posisi pesantren Indonesia di kancah internasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *