MAKASSAR, CREATIVENEWS — Pemerintah Kota Makassar bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia secara resmi mencanangkan program Kampung Siaga Bencana (KSB) sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana di wilayah rawan.
Pencanangan ini berlangsung di Anjungan Pantai Losari, Minggu (21/9), dan sekaligus dilakukan simulasi penanganan bencana yang melibatkan warga serta sejumlah pemangku kepentingan.
Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Andi Bukti Djufri, menjelaskan bahwa program KSB bertujuan membentuk masyarakat yang tanggap, sigap, dan siaga dalam menghadapi ancaman bencana, sekaligus mengurangi risiko melalui edukasi serta penguatan kapasitas lokal.
“Kami ingin masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana, tidak hanya mengandalkan bantuan dari luar, tapi juga mampu menyelamatkan diri dan membantu sesama,” ujar Andi Bukti.
Program KSB untuk tahap awal difokuskan di dua kecamatan yang dianggap paling rawan, yakni Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Manggala. Masing-masing kecamatan melibatkan 60 orang warga yang telah dilatih sebagai bagian dari Tim Siaga Bencana, dengan total 120 anggota.
Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi mengingat kedua wilayah tersebut kerap terdampak banjir dan bencana lainnya. Tim yang dibentuk akan bertugas melakukan deteksi dini, penanganan darurat, hingga pemulihan pascabencana di wilayah masing-masing.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanggulangan bencana. Ia menyebutkan bahwa penguatan komunitas lokal menjadi pondasi utama dalam membangun sistem tanggap darurat yang berkelanjutan.
“Kita diajak untuk melakukan mitigasi, analisis, dan tindakan nyata. Ini bentuk dukungan dari Pemerintah, khususnya Kementerian Sosial, kepada warga Makassar agar selalu siap. Harapannya, tentu saja tidak terjadi bencana, tapi kesiapsiagaan tetap penting,” katanya.
Ia juga menyoroti penyebab utama banjir yang kerap terjadi, yaitu volume air yang melebihi daya tampung lingkungan. Untuk itu, pemerintah pusat turut mendukung penyediaan shelter dan logistik jika bencana terjadi di wilayah Makassar.
“Kementerian Sosial dan BNPB siap di belakang Pemerintah Kota Makassar dalam hal logistik maupun kebutuhan lainnya,” tambah Robben.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian Sosial menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp600 juta untuk Kota Makassar. Bantuan tersebut mencakup perlindungan sosial dan dukungan terhadap pelestarian kearifan lokal.
Bentuk bantuan akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah, mulai dari perbaikan jalan, fasilitas pemakaman, hingga pembangunan balai warga sebagai pusat aktivitas sosial dan kesiapsiagaan.
Program Kampung Siaga Bencana ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sistem mitigasi bencana di tingkat komunitas, serta menumbuhkan budaya sadar bencana di tengah masyarakat Kota Makassar. (RB)