MAKASSAR, CREATIVENEWS – Plt. Kepala Kanwil VI KPPU Makassar, Hasiholan Pasaribu hadir dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, di kantor BPS Sulsel, Jalan Haji Bau Makassar, Selasa (1/7/2025).
Turut hadir pula dari Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Kanwil DJPb Kemenkeu, serta OPD Pemprov Sulsel diantaranya Bapelitbangda Sulsel, Dinas Ketahanan Pangan, dan TPKAD Sulsel.
BPS keluarkan rilis setiap bulan untuk melihat kondisi indikator strategis di Provinsi Sulsel diantaranya inflasi, pertumbuhan ekonomi dan data strategis lainnya.
Kepala BPS Sulsel, Ariyanto menyampaikan bahwa Sulsel pada bulan Juni 2025 terjadi deflasi secara m-to-m sebesar 0,06%, tahunan atau y-on-y mengalami inflasi sebesar 2,24%, dan secara y-to-d inflasi sebesar 1,84%.
Aryanto menambahkan penyumbang utama deflasi bulan Juni 2025 secara m-to-m adalah kelompok pengeluaran transportasi dengan andil sebesar 0,04%. Adapun komoditas penyumbang deflasi adalah tarif kendaraan roda 2 online sebesar 0,02%.
“Namun untuk y-on-y bulan Juni 2025 tingkat inflasi disebabkan oleh andil kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,77%, dengan komoditas penyumbang utama pada kelompok ini yakni beras sebesar 0,15%, tentu hal tersebut dapat menjadi perhatian bagi stakeholder terkait khusus pemprov Sulsel dan Bulog”, ungkap Ariyanto.
Sementara itu Plt. Kepala Kanwil VI KPPU, Hasiholan Pasaribu menyampaikan bahwa komoditas beras yang menjadi andil inflsi pada kelompok makanan dan minuman turut menjadi perhatian KPPU.
KPPU melakukan monitoring terkait regulasi dan tata niaga perdagangan gabah di daerah. Apakah ada regulasi baik itu Perda ataupun Perkada yang menghambat perdagangan gabah. “KPPU menilai bahwa tidak boleh ada pembatasan perdagangan gabah antar daerah dengan tetap memperhatikan ketersediaan stok di Bulog”, tegasnya. (*)