JAKARTA, CREATIVENEWS — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingati Hari Kartini dengan menyelenggarakan acara bertema “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas” sebagai bentuk komitmen dalam mendorong kesetaraan gender, penguatan integritas, dan pemberdayaan perempuan di sektor jasa keuangan.
Acara ini berlangsung secara hybrid, diikuti lebih dari 200 peserta secara langsung di Jakarta dan sekitar 3.000 peserta daring dari internal OJK, pemangku kepentingan, hingga anggota Komisi XI DPR RI. Kegiatan ini bertujuan menginspirasi perempuan untuk menjunjung nilai integritas, meningkatkan kesadaran akan peran strategis perempuan dalam pembangunan sektor jasa keuangan yang transparan, serta mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena menekankan pentingnya penguatan integritas di kalangan perempuan Indonesia, khususnya di sektor keuangan.
“Kesetaraan gender memiliki korelasi erat dengan tingkat integritas suatu bangsa. Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang juga rendah. Ini menjadi cermin bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan,” ujar Sophia.
Ia juga menyoroti tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan saat ini, seperti rendahnya tingkat pendidikan, dampak budaya konsumtif akibat fenomena Fear of Missing Out (FOMO), serta tingginya korban pinjaman online ilegal, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan guru.
“Menanamkan nilai integritas harus dimulai sejak dini, dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan bijak. Perempuan Indonesia memiliki peran kunci dalam membentuk generasi yang jujur, tangguh, dan cerdas mengambil keputusan,”tambah Sophia.
Acara ini turut menghadirkan narasumber inspiratif seperti Duta Besar RI untuk Portugal, Susi Marleny Bachsin, dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.
Susi Marleny Bachsin mengungkapkan bahwa perempuan adalah penggerak utama perubahan dalam masyarakat.
“Dengan meningkatkan partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan, kita tidak hanya membangun ketahanan ekonomi nasional, tetapi juga mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Susi.
Ia juga menekankan pentingnya literasi keuangan, pemberdayaan wirausaha perempuan, serta peningkatan kepemimpinan perempuan di sektor formal untuk membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara itu, Veronica Tan mengajak masyarakat untuk lebih mengakui peran penting perempuan, tidak hanya sebagai pengurus rumah tangga tetapi juga sebagai pendidik generasi masa depan.
“Perempuan sejak awal adalah agen perubahan. Tugas kita saat ini adalah menciptakan ruang dan ekosistem yang mendorong perempuan untuk sadar, diakui, dan diberdayakan,” kata Veronica.
Veronica juga mengingatkan pentingnya peran ibu dalam era digital, di mana nilai-nilai seperti etika, empati, dan moral harus terus ditanamkan di rumah, di tengah derasnya arus informasi digital.
Sebagai bagian dari acara, OJK juga menegaskan pentingnya budaya anti-fraud dan integritas di sektor jasa keuangan. OJK telah menjalankan berbagai inisiatif seperti sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh satuan kerja, pengendalian gratifikasi yang ketat, hingga sinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat. Selain itu, OJK mengajak masyarakat aktif menggunakan saluran Whistleblowing System (WBS) untuk melaporkan dugaan pelanggaran etik maupun indikasi fraud.
Mengakhiri perayaan Hari Kartini, OJK menyerukan kepada seluruh perempuan Indonesia untuk terus bergerak, bermimpi, dan berkarya dengan penuh integritas. Seperti pesan abadi dari R.A. Kartini, “Habis gelap terbitlah terang”, perubahan menuju masa depan Indonesia Emas dimulai dari langkah-langkah kecil yang berani dan berintegritas.
