Gelar Media Gathering di Sulsel, OJK Ajak Anak Muda Berinvestasi

WhatsApp Image 2024 08 09 at 14.23.14 scaled
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar media Gathering bersama dengan seluruh insan media Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kegiatan ini berlangsung di Cafe Goodfiled Makassar Kamis (08/08/2024), dengan mengusung tema “Melek Keuangan : Strategi Investasi Cerdas dan Menghindari Investasi Ilegal”.

Bacaan Lainnya

Analis Senior Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sulselbar, Indra Natrsir Dahlan berharap agar media gathering ini dapat menjadi moment mempererat silaturahmi antara OJK dan insan media.

“Media adalah perpanjangan tangan kami OJK dalam memberikan informasi ke masyarakat. Kami berharap agar kegiatan ini bisa mempererat hubungan media dan OJK,” ungkap Indra.

Kegiatan ini juga sekaligus sosialisasi OJK kepada masyarakat khususnya anak muda untuk berinvestasi di bursa efek atau pasar modal.

Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia mengatakan, anak-anak muda yang akan menjadi pemegang kendali ekonomi khususnya di kegiatan pasar modal, khususnya di kegiatan pasar modal.

“Kami berpesan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sekarang yaitu waktu, manfaatkan untuk belajar, karena berinvestasi pasar modal perlu belajar,” ungkapnya.

Jeffrey mengungkapkan beredar informasi atau mitos yang mengatakan bahwa berinvestasi di pasar modal tidak diperbolehkan khsususnya dalam ajaran Islam karena dianggap haram.

“Saat ini ada 11 peraturan OJK dan 26 fatwa dewan syariah nasional dari MUI, yang mengatur tentang berinvestasi di pasar modal, jadi berinvestasi di pasar modal sudah ada fatwanya menyatakan bahwa tidak haram,” tukasnya.

Kemudian kata Jeffrey, investasi di pasar modal hanya untuk kalangan orang kaya atau pebisnis besar.

“Hari ini berinvestasi di pasar modal bisa dengan uang Rp20 ribu. Jadi anak muda yang mungkin masih memiliki sedikit uang pun bisa berinvestasi,” tuturnya.

Lanjut Jeffrey, mitos ketiga menyatakan bahwa berinvestasi di pasar modal resikonya terlalu tinggi.

“Makanya anak muda saya minta untuk manfaatkan waktu untuk belajar. Karena orang yang mempunyai keterampilan mereka bisa mengendalikan risiko tersebut tanpa mengurangi potensi keuntungannya,” sebutnya.

Kata dia, pihaknya terus mengembangkan produk-produk yang ada di pasar modal untuk memenuhi kebutuhan investor.

Bagi investor pemula Jeffrey menyarankan untuk berinvestasi seusai profil resiko. Ia juga menyampaikan berinvestasi di pasar modal tidak akan membuat seseorang kaya secara cepat, sebab sifatnya jangka panjang.

“Untuk investor pasar modal sebaiknya berinvestasi pada instrumen yang sesuai dengan profil resikonya, jangan berinvestasi di pasar modal untuk tujuan menjadi kaya dalam waktu singkat,” paparnya.

“Saya punya kabar buruk, bursa efek bukan untuk menjadi kaya dalam waktu singkat, tetapi kalau masyarakat berinvestasi dengan disiplin dan tekun sesuai dengan profil resikonya dan berinvestasi secara rasional di bursa efek atau pasar modal maka bisa mendapatkan kesejahteraan dimasa tua,” tambahnya.

Ia menyebutkan 2 tahun yang lalu, perusahaan yang terdaftar di bursa efek 70 persen di pulau Jawa, sementara di luar pulau Jawa itu 30 persen.

“Saat ini 67 persen dipulau Jawa, artinya pertumbuhan diluar pulau Jawa itu sudah mulai merata,” imbuhnya.

Ia berharap di Sulawesi Selatan akan banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek sehingga masyarakat Sulawesi Selatan bisa berinvestasi.

“Selain perusahaan-perusahaan besar yang ada di Pulau Jawa, perusahaan yang ada di Sulawesi Selatan bisa tercatat di bursa efek Indonesia dan sahamnya bisa dimiliki oleh masyarakat di Sulsel sehingga perusahaan dan masyarakat bisa tumbuh bersama-sama,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *