MAKASSAR, CREATIVENEWS – Ekonomi di Sulawesi Selatan pada triwulan I tahun 2024 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 4,5 persen.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menuturkan BI meyakini tahun depan perekonomian Sulsel akan lebih baik, ditunjang dengan beberapa faktor, diantaranya El nino yang mulai berkurang intensitasnya, dan cuaca diprediksi akan normal kembali dibanding tahun sebelumnya, selain itu adanya perhelatan pemilu.
“Menurut studi yang kami lakukan dan studi ditempat lain, kami berkesimpulan ada peningkatan dilapangan usaha seperti akomodasi makan minum, perdagangan dan industri pengolahan, ” Tuturnya.
Sementara situasi global, masih turun misalnya di Cina, Amerika, juga turun sehingga net eksport tahun depan diperkirakan Sulsel lebih rendah dibanding tahun 2023, kata Rizki.
” Tujuan elsport keluar rendah yang di mana demand mereka rendah. Ekspor kita turun sehingga net eksport import ikut turun.
Dari segi suku bunga juga berpengaruh, sementara negara maju juga suku bunganya tinggi. Bank Indonesia sendiri ikut menaikkan suku bunga saat 2023.
Sektor lain seperti pertanian,malah mengalami kobtraksi karena el nino, produksi menurun, performa pertanian juga malah mengalami kontraksi karena el nino dan produksi juga menurun, inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi 2023 lebih rendah, kami yakin 2024 akan ada perubahan dan pertumbuhan, hal ini di sampaikan Rizki saat konfrensi pers, Selasa 6 Februari 2024.
3. Program Mandiri Benih diperkirakan akan mendorong sektor Pertanian.
4. Penguatan sinergi pemerintah dari sisi fiskal, moneter, maupun perbankan.
Baca juga: BI Sulsel Proyeksi Kebutuhan Uang Rp3,2 Triliun Selama Momen Nataru 2023
5. Pengembangan Industri hilirisasi mineral, pembangunan Kawasan Industri Takalar & Bantaeng, kawasan industri galangan kapal, kawasan ekowisata.
BI juga merilis tantangan pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2024 antara lain sebagai berikut:
1. Hambatan aspek daya saing provinsi dan aspek SDM yang masih relatif rendah.
2. Indeks Pembangunan manusia yang masih berada di bawah rata-rata nasional/
3. Prevalensi Stunting yang masih relatif cukup tinggi di atas rata-rata nasional.
4. Aspek Infrastruktur dasar, konektivitas serta energi yang belum optimal.
5. Kondisi Krisis Air Bersih yang menghambat masyarakat dapat tumbuh optimal dan sehat.
6. Risiko ancaman bencana geologi dan hidrometeorologi.