Hikmah Idul Adha Lewat Khutbah Prof Mahfud MD di Masjid Al-Markaz Al-Islami

WhatsApp Image 2024 06 19 at 16.47.52
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin atau biasa dikenal dengan Mahfud MD menjadi khatib Idul Adha di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar pada Senin, 17 Juni 2024.

Mengawali khutbahnya, Prof. Mahfud MD mengajak kepada seluruh jemaah untuk senantiasa bertakwa dan mengingat kepada Allah SWT.

Bacaan Lainnya

Kemudian Prof. Mahfud MD menceritakan secara singkat sejarah keluarga nabi Ibrahim yang menjadi simbol pelaksanaan Idul Adha.

“Hari ini ada peristiwa tuntunan ibadah, yakni peristiwa keluarga nabi Ibrahim.
Di mana nabi Ibrahim bermimpi anaknya, lalu nabi Ibrahim menakwilkan bahwa mimpi itu adalah perintah Allah di mana beliau yang sudah sangat berumur berdoa ingin mempunyai anak, lalu ada perintah lewat mimpi menyembelih putranya,” tuturnya.

Ia melanjutkan karena ini perintah Allah, Ibrahim harus melaksanakan penyembelihan anaknya Ismail.

“Sebagai kepala keluarga nabi Ibrahim tidak sewenang-wenang, nabi Ibrahim bertanya dulu ke Ismail anaknya dan mengatakan wahai anakku aku ingin menyembelih kamu, bagaimana pendapatmu?,” terangnya.

Lalu kata Ismail kalau itu perintah Allah laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu Maka insya Allah saya ini sabar untuk menerima itu.

Ibrahim juga bertanya kepada istrinya “wahai istriku tercinta, ini perintah Allah saya harus menyembelih anak kita yang kita sayangi yang masih remaja, bagaimana pendapatmu?”.

Dan istrinya menjawab “suamiku kalau itu perintah Allah laksanakan”.

Kata Prof Mahfud MD, di dalam pelaksanaan penyembelihan Ismail, nabi Ibrahim digoda oleh setan, setan berkata “untuk apa menyembelih anakmu, tidak ada di dunia ini orang yang ingin menyembelih anaknya atas nama iman atas nama taqwa”.

Ibrahim mengatakan “ini perintah ini aturan yang saya harus laksanakan”.

Setan pun menggoda nabi Ismail.
“Ismail jangan kamu mau dikorbankan oleh ayahmu tidak ada di dunia ini orang yang ingin menyembelih anaknya dan tidak ada orang yang ingin mengorbankan diri dengan cara disembelih atas ketakwaan”.

Ismail mengatakan “ini perintah Allah”.

Setelah Ismail setan pun membisiki Siti Hajar, “kenapa kamu ingin suamimu membunuh anakmu yang kamu cintai”

Siti Hajar melawan dan melempar setan dengan batu, yang ketika ummat Islam berhaji disimbolkan dengan jumrah.

Kata Prof Mahfud MD Allah itu maha pengasih dan maha penyayang, sehingga menguji nabi Ibrahim dengan memerintahkan anaknya harus disembelih.

“Itu adalah ujian dan ketika nabi Ibrahim siap menyembelih anaknya tiba-tiba ada mereka Jibril mengucapkan kalimat Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, nabi Ibrahim menjawab La Ilaha illallahu wa Allahu Akbar, nabi Ismail pun menyambung Allahu Akbar walillahilham,” ujarnya.

“Kemudian nabi Ismail diganti dengan seekor domba,” lanjutnya.

Itulah kemudian makna simbolik pada hari ini yaitu berkurban untuk aturan, mau berkurban untuk melaksanakan perintah Allah, dan Allah tidak akan menyengsarakan hambanya, terbukti perintah penyembelihan nabi Ismail itu hanyalah ujian.

Prof Mahfud MD mengatakan dari kisah keluarga Nabi Ibrahim tersebut, ada dua pelajaran yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan.

Pelajaran pertama ialah, meneladani keluarga Ibrahim yang kompak.

Prof Mahfud MD menururkan suami, istri dan anak harus bersikap kompak dan baik dalam berumah tangga, dengan cara selalu bermusyawarah dalam persoalan apapun.

“Kebersamaan itu harus melalui musyawarah dan pemberitahuan secara baik, ini penting karena terkadang retaknya rumah tangga. Ini dibuktikan dengan ada suami yang membunuh istri, istri membunuh suami, anak membunuh nenek dan sebagainya karena tidak ada kekompakan di dalamnya untuk mengendalikan hidup rumah tangga,” ulasnya.

Kata Prof Mahfud MD, kepatuhan istri dan anak kepada suami, membuat kehidupan berkeluarga lebih harmonis.

“Mari kita pelajari peristiwa nabi Ibrahim, ketika diberikan ada ujian oleh Allah subhanahu wa ta’ala istrinya tidak merengek-rengek meminta Ibrahim untuk tidak menyembelih anaknya,” imbuhya.

“Ismail juga tidak melawan kepada Ibrahim bahwa dirinya akan disembeli

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *