MAKASSAR, CRAEATIVENEWS – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan, masif menggelar pendidikan pemilih Khususnya bagi pemilih kalangan pemula. Kali ini KPU menggagas dan berkolaborasi bersama 24 kabupaten/kota, melakukan sosialisasi pendidikan pemilih melalui cafe demokrasi.
Hal ini ditegaskan oleh Komisioner KPU Sulsel Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Hasruddin Husain, Cafe demokrasi merupakan pola baru yang di jalankan KPU Sulsel.
“Sebelumnya kami sudah menggagas, mencoba berkolaborasi dengan 24 kabupaten/kota. Jadi harapan kami selama ini kalau provinsi melakukan sosialisasi pendidikan pemilih, teman-teman 24 kabupaten/kota juga melakukan yang lain.
Uceng, sapaan akrabnya mengatakan kegiatan cafe demokrasi ini pola baru yang dilakukan KPU Sulsel bagaimana bisa menciptakan kebijakan sosdiklih secara terintegrasi di 24 kab/kota. Jadi kami istilahkan itu GREBEK, Gerakan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan dan Terintegrasi di 24 kabupaten/kota.
Setiap kabupaten/kota ada dua sampel cafe yang dijadikan sasaran basis komunitas, yang kedepannya bermuara dan pemilik cafe ini akan menjadi agennya KPU, Kata Uceng cafe itu tempatnya informasi yang bersifat strategis, mulai dari politik uang, netralitas ASN dan kemudian yang lebih penting adalah isu hoax.
Baca Juga : Jumat Berkah dan Sapa Warga Kolaborasi Pemkot dan Kodim 1408/Makassar
“Cafe demokrasi ini menjadi basis representasi KPU kedepan, memberikan edukasi ke pengunjung, kita ciptakan basis komunitas baru, bukan hanya tentang keagamaan, disabilitas, tetapi membentuk basis warung kopi sebagai sasaran informasi politik, khususnya untuk menangkal isu-isu hoax, “Tuturnya.
Sementara ciri khas warung kopi yang menjadi cafe demokrasi yakni, warung kopi itu, syaratnya adalah pengunjungnya banyak, kemudian dari hasil itulah akan di evaluasi seperti apa warkopnya, paling tidak yang berkunjung ke warkop itu terepresentasi.
“Misalnya di Makassar ini, satu warkop dijadikan sampel cafe demokrasi itu betul-betul yang berkunjung berbagai kalangan, mulai dari pemuda, milenial, orang yang berada di luar generasi itu, ASN juga, basis lain seperti kelompok keagamaan, kan banyak itu yang buka dari pagi, terutama basis keagamaan yang baru pulang dari masjid dan berkunjung ke situ, “Ungkap Uceng.
Lebih lanjut, kita harapkan kedepan ini menjadi basis komunitas baru di 24 kabuoaten/kota. Jadi dua cafe per kabupaten/kota ini tidak hanya di situ, jadi kita akan evaluasi, kalau efektif ya kita tambah lagi, biaa tiga dan seterusnya.
Inisiasi ini buah pikir KPU Sulsel. Setelah diamati dan diuji coba, ternyata warung kopi itu sangat bagus. Antusias diskusi, bersifat outdoor, di warkop, ternyata memberi respon bagus kepada masyarakat. Bukan di indoor lagi.
Intinya akan menjadi agen KPU. Kedepannya lagi, pemilik cafe akan kita panggil, dibekali informasi demonkrasi, pendekatan secara emosional, mengundang marketer supaya tersentuh bagaimana memasarkan warkopnya, proses bisnis mereka, sehingga ada sinergitas, bukan menyebar informasi saja tetapi pelaku usaha bisa memajukan warkopnya, “Tutupnya (Ruby Sudikio)