45 Persen Kasus HIV di Kota Makassar Berasal dari Luar Kota

Kadis Kesehatan Makassar Nursaidah Sirajuddin
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Dinas Kesehatan Kota Makassar merilis perkembangan data kasus HIV hingga Oktober 2025. Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Nursaidah Sirajuddin, saat di temui belum lama ini mengungkapkan bahwa jumlah warga yang menjalani tes HIV mencapai 38.914 orang, dengan 746 di antaranya terdeteksi positif.

Menariknya, 45% dari temuan positif tersebut menggunakan NIK luar Kota Makassar, namun tetap mendapatkan layanan penuh di fasilitas kesehatan Makassar.

Bacaan Lainnya

“Makassar tetap melayani semua pasien tanpa melihat NIK. Banyak yang memilih berobat di Makassar karena pelayanan kita menjaga kerahasiaan dan membuat mereka merasa nyaman,” kata Nursaidah.

Dari temuan tersebut, 85% pasien adalah laki-laki, sementara usia terbanyak berada pada rentang 20–39 tahun, kategori usia produktif.
Sebanyak 608 orang atau 82% pasien positif telah mengakses pengobatan ARV, dan sisanya masih dalam proses penanganan.

Nursaidah menegaskan sebagian besar kasus ditemukan pada Populasi Kunci, terutama Lelaki Seks Lelaki (LSL), yang tercatat sebagai penyumbang tertinggi.

“Kelompok ini menjadi perhatian penuh kami. Edukasi harus dimaksimalkan. Teman-teman promosi kesehatan dan pengelola HIV di Puskesmas harus aktif memberikan pemahaman tentang bahaya HIV,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa penanganan HIV di Makassar masih seperti fenomena gunung es. Kasus yang tampak kecil di permukaan, tetapi jumlah sebenarnya jauh lebih besar.

Karenanya, Dinas Kesehatan terus memperkuat program penjangkauan lapangan untuk populasi kunci, termasuk LSL, pekerja seks, hingga pengguna narkoba suntik.

Nursaidah menyampaikan bahwa tingginya jumlah pasien dari luar Makassar justru menjadi indikator kepercayaan masyarakat terhadap layanan HIV di kota ini.

“Ini menunjukkan Makassar menjadi tempat yang nyaman bagi mereka untuk berobat. Kita tidak boleh menolak siapa pun,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi pengelola HIV di 47 puskesmas dan seluruh jajaran Dinas Kesehatan yang terus merangkul pasien dengan pendekatan humanis.

Country Program Manager AHF Indonesia, Asep Eka Nur Hidayat, yang turut hadir dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari AIDS Sedunia, menyatakan bahwa peningkatan kasus HIV harus menjadi alarm bersama.

“Ini bukan kegiatan seremonial. Ini upaya membangun kesadaran masyarakat dan komitmen bersama antara pemerintah, lembaga sosial, dan mitra pembangunan,” ujarnya.

Menurutnya, estimasi orang dengan HIV di Indonesia kini mencapai 564 ribu orang, dan Provinsi Sulsel berada dalam 10 besar provinsi dengan jumlah kasus tertinggi.

AHF Indonesia, yang telah bermitra dengan Makassar sejak 2016, berharap upaya pencegahan HIV–AIDS dapat terus diperluas melalui edukasi kampus, sekolah, dan komunitas.

“Kami beroperasi di 7 provinsi dan 15 kabupaten/kota. Harapannya bisa berkembang ke seluruh Indonesia,” tambah Asep. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *