Kakanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid Sebut Katedral Makassar Rumah Persaudaraan Bagi Semua

IMG 20251031 WA0053
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, menghadiri perayaan Dedikasi Gereja Katolik “Hati Yesus yang Mahakudus” Katedral Makassar, Kamis (30/10/2025).

Perayaan ini menandai pemberkatan kembali Katedral oleh Nuncio Apostolik Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, didampingi Uskup Agung Makassar, Mgr. Fransiskus Nipa, serta Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC.

Bacaan Lainnya

Hadir pula Menteri Agama RI, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., yang baru kembali dari kunjungan ke Vatikan, bersama sejumlah tamu kehormatan lainnya, termasuk Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Forkopimda Sulsel, Walikota Makassar Munafri Arifuddin, Konjen Jepang untuk Makassar, dan para Uskup se-Indonesia.

Dalam sambutannya, Ali Yafid menyampaikan ucapan selamat dan rasa syukur atas rampungnya dedikasi Katedral Makassar.

“Semoga Katedral ini senantiasa menjadi rumah kedamaian, sumber kasih, dan ruang persaudaraan bagi semua,” ujarnya.

Ia menekankan, keberadaan Katedral sebagai gereja induk Keuskupan Agung Makassar bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Katolik, tetapi juga sebagai simbol harmoni dan kehidupan bersama yang rukun di Sulawesi Selatan.

“Rumah ibadah, apa pun agamanya, adalah ruang untuk saling mengenal dan melayani. Dari tempat suci seperti Katedral ini, semoga lahir semangat kasih, empati, dan solidaritas kemanusiaan lintas iman,” tambahnya.

Ali Yafid juga menegaskan bahwa Kementerian Agama terus mendorong Moderasi Beragama dengan menjadikan rumah ibadah sebagai pusat keteladanan, pendidikan moral, dan kebersamaan sosial.

“Kita ingin rumah ibadah tidak hanya ramai oleh doa, tapi juga menjadi tempat tumbuhnya kepedulian sosial, dialog antarumat, dan kerja bersama untuk kemanusiaan,” katanya.

Ia mengapresiasi kehadiran tokoh lintas agama dalam perayaan tersebut, yang menurutnya mencerminkan kematangan masyarakat Sulawesi Selatan dalam menjunjung nilai persaudaraan dan keberagaman.

“Inilah Sulawesi Selatan yang sesungguhnya — tanah yang merawat perbedaan dengan cinta dan saling menghormati,” ujar Ali Yafid.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan, dedikasi Katedral Makassar menjadi simbol nyata Indonesia yang hidup dalam keberagaman namun bersatu dalam kasih.

“Katedral ini bukan hanya rumah doa bagi umat Katolik, tetapi rumah persaudaraan bagi semua yang mencintai damai. Dari Makassar, dunia bisa belajar tentang harmoni yang kita rawat bersama,” kata Menag.

Katedral Makassar berdiri sejak 1898, pertama kali diberkati pada 6 April 1900, dan kini menjadi pusat pelayanan bagi 49 Paroki, 7 Kuasi-Paroki, dan 548 Stasi yang tersebar di tiga provinsi dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar.

Mengakhiri kunjungannya, Ali Yafid kembali menegaskan pesan persaudaraan lintas iman:

“Kita boleh berbeda keyakinan, tapi punya satu tujuan: memuliakan Tuhan dan mencintai sesama. Itulah semangat sejati moderasi beragama.”

Dengan dedikasi ini, Katedral Makassar kini berdiri tidak hanya sebagai bangunan rohani, tetapi juga simbol kasih, persaudaraan, dan kerukunan di Sulawesi Selatan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *