MAROS, CREATIVENEWS — Bank Indonesia (BI) melalui Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan secara resmi meluncurkan kegiatan QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI) 2025 Wilayah Sulampua, Senin (7/10), di kawasan prasejarah Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Mengusung tema “Jelajah Budaya, Digitalisasi Tanpa Batas”, kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye nasional BI yang memadukan edukasi digitalisasi sistem pembayaran dengan pelestarian budaya dan promosi pariwisata lokal.
Peluncuran QJI 2025 Wilayah Sulampua dihadiri oleh Bupati Maros, H.A.S. Chaidir Syam, serta Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda.
Dalam sambutannya, Rizki menyampaikan bahwa digitalisasi bukan sekadar urusan teknologi, tetapi juga harus menyatu dengan kearifan lokal dan identitas budaya.
“Transformasi digital harus tumbuh dari akar budaya kita sendiri. Melalui QJI, kami ingin menunjukkan bahwa digitalisasi bisa memperkuat budaya, bukan menghapusnya. Dan Sulampua siap berada di garis depan,” ujar Rizki.
Digelar di Tiga Kota, Usung Tiga Misi
Kegiatan QJI 2025 Wilayah Sulampua berlangsung selama lima hari, mulai 7 hingga 11 Oktober 2025, dengan rangkaian kegiatan di tiga kota berbeda, Kabupaten Maros (Sulsel), QRIS, Elektronifikasi, dan Kebudayaan, Kota Ternate (Maluku Utara), Manajemen Risiko, Keamanan Siber, Perlindungan Konsumen, dan Kebudayaan, Kota Baubau (Sultra), Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah dan Kebudayaan, pemilihan lokasi ini menggambarkan kekayaan budaya dan potensi ekonomi digital di Kawasan Timur Indonesia.
Kabupaten Maros dipilih sebagai lokasi pembukaan karena dinilai mampu merepresentasikan integrasi wisata alam kelas dunia dengan ekosistem ekonomi digital. Di lokasi unggulan seperti Rammang-Rammang, Bantimurung, dan Leang-Leang, QRIS telah diterapkan untuk pembayaran tiket, parkir, hingga transaksi UMKM.
“Ini adalah contoh nyata bahwa digitalisasi dapat berjalan berdampingan dengan pelestarian budaya dan penguatan sektor riil,” ungkap Rizki.
Sementara Kota Ternate, dengan sejarahnya sebagai kota rempah dunia, menjadi lokasi edukasi literasi digital terkait perlindungan konsumen, keamanan siber, dan manajemen risiko. Sementara Kota Baubau, sebagai penutup rangkaian kegiatan, menjadi tempat untuk menggugah semangat cinta dan kebanggaan terhadap Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.
Dalam pelaksanaan QJI Sulampua 2025, BI menekankan tiga pesan utama,digitalisasi sistem pembayaran adalah keniscayaan dan kunci transformasi ekonomi daerah, dengan QRIS sebagai pintu utama, literasi keuangan digital harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan pariwisata, dan kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi utama percepatan inklusi keuangan.
QJI 2025 Wilayah Sulampua menjadi bukti komitmen BI dalam menjadikan digitalisasi sebagai gerakan inklusif dan berkelanjutan, berakar dari kekayaan budaya lokal.
“Mari jadikan QJI Sulampua sebagai bukti bahwa Kawasan Timur Indonesia siap menjadi motor penggerak ekonomi digital nasional,” tutup Rizki. (*)