OJK Sebut Kredit dan Minat Menabung Masyarakat Sulsel Menurun

WhatsApp Image 2025 08 18 at 22.02.47
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti masih rendahnya penyaluran kredit di sektor-sektor tertentu di Sulawesi Selatan, serta menurunnya minat menabung masyarakat dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam sebuah diskusi bersama media, perwakilan OJK mengakui bahwa masih ada sektor-sektor yang kurang mendapatkan perhatian dalam penyaluran kredit. “Ini sangat kurang kredit ke sektor tersebut. Kita tahu apa kendalanya, kenapa seperti rendah, dan ini juga terlihat dari data bahwa sektor tersebut berada di peringkat keempat,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, minat menabung masyarakat juga menunjukkan tren penurunan. Fenomena ini sempat dikaitkan dengan kebijakan yang viral dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ketika ditanya soal kemungkinan kaitannya, OJK menyatakan belum ada laporan resmi, namun tidak menutup kemungkinan adanya korelasi.

“Kalau kita lihat data, Sulawesi Selatan saat ini berada di angka 4,94%, sedikit di bawah rata-rata nasional yang sebelumnya sempat mencapai 5,12%. Artinya, kita mengalami penurunan,” jelasnya.

Kondisi Ekonomi dan Perbankan Sulsel

Berdasarkan data terbaru, tingkat kemiskinan di Sulsel pada Maret 2025 juga menunjukkan angka yang masih di bawah rata-rata nasional. Meski demikian, indikator ekonomi lainnya seperti Produk Regional Bruto (PRB) per kapita menunjukkan peningkatan, yakni mencapai Rp41 juta dengan pertumbuhan 3,90%.

Adapun dari sisi industri keuangan, Sulsel memiliki struktur yang cukup beragam:
Bank Umum, BPR (Bank Perkreditan Rakyat), Asuransi, perusahaan pembiayaan Pergadaian, dana pensiun, pasar modal

OJK juga mencatat pertumbuhan yang stabil pada aset perbankan. Per Juni 2025, total aset perbankan di Sulsel mencapai Rp207 triliun, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp141 triliun. Secara year-on-year, aset tumbuh sebesar 5,9%, dan DPK naik 7%.

Namun, penyaluran kredit masih lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK. Total kredit yang disalurkan baru mencapai Rp187 triliun, dengan pertumbuhan year-to-date hanya 3,89%. Hal ini tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) yang saat ini berada di angka 120%, turun dari 122% pada Maret lalu.

“Artinya, kenaikan jumlah masyarakat yang menabung lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan jumlah kredit. Ini menarik, karena menunjukkan peningkatan kepercayaan terhadap sistem perbankan meski penyaluran kredit belum maksimal,” terang OJK.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *