MAKASSAR, CREATIVENEWS – Pemerintah Kota Makassar bersama Lions Club Indonesia menggelar kegiatan sosial bertajuk Gift of Sight di Tribun Karebosi, Rabu (14/5).
Sebanyak 500 siswa SD dan SMP dari berbagai sekolah di Kota Makassar turut ambil bagian dalam kegiatan pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis ini.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang hadir langsung dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi tersebut.
Ia menekankan pentingnya akses kesehatan mata bagi anak-anak, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Banyak anak kita yang mengalami gangguan penglihatan, tapi lebih dari separuh tidak mampu membeli kacamata. Ini adalah langkah nyata yang sangat baik dari Lions Club bersama pemerintah kota, untuk memastikan anak-anak bisa melihat dan belajar dengan lebih baik,” ujar Munafri.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari program Gift of Sight yang pernah digelar delapan tahun lalu oleh Lions Club. Kali ini, kegiatan didukung oleh Essilor, perusahaan lensa terbesar di dunia asal Prancis.
Melalui program CSR mereka, Onesight, serta Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Sulawesi Selatan, memberi manfaat kepada siswa yang tidak mampu mendapatkan atau membeli kacamata, sehingga dapat belajar dengan nyaman.
PDG Lions Club, Peter Gozal, menjelaskan bahwa pemeriksaan dan pembagian kacamata akan terus berlanjut ke sekolah-sekolah di Makassar.
“Kami menyiapkan 20 ribu kacamata untuk siswa-siswa di Kota Makassar. Kegiatan ini akan digelar rutin setiap dua tahun. Harapannya, anak-anak makin sadar pentingnya menjaga kesehatan mata, apalagi di era penggunaan gadget yang tinggi seperti sekarang,” jelas Peter.
Menurutnya, banyak anak yang mengalami kesulitan belajar di sekolah karena masalah penglihatan yang tidak terdeteksi.
Dengan pembagian kacamata ini, mereka diharapkan bisa kembali fokus dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
“Mata ini adalah indra yang sangat-sangat penting, kita tahu ini anak-anak disekolah cerdas, tapi angka ulangannya itu refleksinya tidak seperti dengan kegiatan sehari-hari. Setelah di cek di kelas dia duduk dibelakang dia tidak bisa lihat apa yang diajarkan, sehingga tidak fokus,” tutupnya.