Edukasi Keuangan OJK Sulselbar: Dari Pelajar hingga UMKM dan Disabilitas

WhatsApp Image 2025 05 03 at 17.39.52 scaled
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat berkolaborasi dengan sektor jasa keuangan dan pemerintah daerah di tingkat kecamatan dan desa untuk menggelar edukasi keuangan massal di Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba, Kamis (24/4).

Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) 2025, yang bertujuan meningkatkan inklusi keuangan demi mendorong kesejahteraan masyarakat. Peserta kegiatan berasal dari beragam latar belakang, mulai dari pelajar, perangkat desa, pelaku UMKM, penyandang disabilitas, hingga masyarakat umum.

Bacaan Lainnya

Rangkaian edukasi dilaksanakan di tiga lokasi:

  • Jeneponto: Edukasi kepada perangkat desa dan masyarakat Kecamatan Binamu serta pelajar SMA Negeri 1 Jeneponto.

  • Bantaeng: Edukasi keuangan kepada masyarakat umum dan perangkat desa Kecamatan Tompobulu serta edukasi keuangan syariah untuk santri/santriwati Pondok Pesantren DDI Mattoangin.

  • Bulukumba: Edukasi keuangan bagi pelaku UMKM pada sesi pagi, serta edukasi khusus bagi penyandang disabilitas pada sesi siang.

Deputi Direktur OJK Sulselbar, Amiruddin Muhidu, dalam pemaparannya menekankan pentingnya membangun kebiasaan menabung sejak dini dan memahami karakteristik sektor jasa keuangan, baik konvensional maupun syariah. Ia juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya mewaspadai investasi ilegal dan modus penipuan keuangan lainnya.

“Kami berharap rangkaian kegiatan ini membawa manfaat nyata, memperluas akses keuangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Amiruddin.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Camat Binamu, Emil Ilyas, saat membuka acara di Jeneponto, menyatakan apresiasinya terhadap pentingnya edukasi keuangan di tengah pesatnya aktivitas keuangan digital.

“Kegiatan ini sangat membantu masyarakat dan perangkat desa memahami perbedaan antara aktivitas keuangan yang legal dan ilegal,” ungkap Emil.

Di Bantaeng, Pimpinan Pondok Pesantren DDI Mattoangin, Abdul Haris Nurdinme, juga menegaskan pentingnya literasi keuangan syariah untuk membekali santri menghadapi tantangan ekonomi modern.

“Edukasi keuangan syariah bukan hanya untuk bekal pribadi, tapi juga untuk menjadi agen perubahan di masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Bulukumba, Muh. Ali Saleng, mengapresiasi kegiatan edukasi yang menargetkan pelaku UMKM dan penyandang disabilitas, serta menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam memilih produk keuangan.

“Kami mendorong pelaku UMKM agar lebih bijak dalam mengakses kredit dan waspada terhadap tawaran keuangan ilegal,” ujar Muh. Ali Saleng.

Edukasi yang inklusif ini diharapkan dapat mendorong pembukaan rekening simpanan pelajar serta memperluas akses pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di berbagai sektor.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *