Kuliah Tamu di Unhas Bahas Peran Seaplane Dukung Konektivitas Antarpulau di Sulsel

IMG20250424105420 scaled
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Universitas Hasanuddin menggelar kuliah tamu dan diskusi panel bertema “Peran Pengembangan Seaplane dalam Mendukung Konektivitas Antarpulau di Sulawesi Selatan” yang berlangsung di Aula Prof. Fachruddin, Sekolah Pascasarjana Unhas, Rabu (24/4).

 

Bacaan Lainnya

Hadir sebagai pembicara utama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Capt. Sahattua P. Simatupang, yang menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan praktisi dalam pengembangan transportasi maritim, khususnya seaplane.

 

“Unhas cepat sekali merespons program ini. Kami dari pelabuhan akan menyiapkan infrastruktur untuk mendukung pengoperasian seaplane seperti tempat sandar, fasilitas pembersihan air tawar, dan terminal penumpang. Ini langkah awal sebelum kita bicara komersialisasi,” ungkap Capt. Sahattua saat ditemui usai kegiatan.

 

Ia juga menambahkan bahwa pengembangan seaplane menjadi solusi bagi wilayah kepulauan seperti Sulawesi Selatan yang membutuhkan sarana transportasi cepat dan efisien.

 

“Seaplane tidak bersaing dengan kapal besar atau kecil, justru mengisi kekosongan transportasi ke wilayah yang sulit dijangkau,” jelasnya.

 

Menurutnya, kebutuhan akan transportasi alternatif sangat mendesak, apalagi untuk menunjang sektor seperti fish farming di tengah laut maupun pengembangan industri di pulau-pulau kecil.

 

“Bayangkan, perjalanan dari Makassar ke Kalukuang bisa memakan waktu lima hari dengan kapal perintis. Seaplane bisa memotong waktu tempuh secara signifikan,” katanya.

 

Diskusi juga menghadirkan Pengamat Transportasi, Qadriathi Dg Bau, yang menyoroti pentingnya sinkronisasi regulasi dan perencanaan teknis dalam pengembangan seaplane.

 

“Seaplane ini memang menjanjikan, tapi butuh studi kelayakan, penyesuaian regulasi, dan perhitungan infrastruktur yang cermat. Jangan sampai kita punya pesawat tapi tidak punya tempat mendarat atau tidak ada demand,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa seaplane menjadi alternatif penting bagi wilayah dengan keterbatasan lahan seperti di Sulsel, namun tetap membutuhkan perencanaan matang termasuk melihat potensi pasarnya, apakah untuk wisata, ekonomi, atau mitigasi bencana.

 

Selain itu, ia menekan seaplane ini harus melalui proses visibility study, untuk melihat apakah layak direalisasikan di Sulsel.

 

“Misalnya daerah mana yang pas, pulau mana, kemudian tujuan seaplane ini apakah menunjang pariwisata atau perekonomian atau pun kebencanaan misalnya ya. Kemudian kira-kira pesawat apa, jenisnya. Kan ada 3 jenis seaplane. Kalau kita lihat dari jenis pesawat maka harus dilihat dari segi infrastrukturnya, karena setiap pesawat itu kan berebeda infrastrukturnya,” terangnya.

 

Dengan berbagai tantangan dan peluang yang dibahas, kuliah tamu ini diharapkan menjadi langkah awal integrasi antara riset akademik dan kebijakan transportasi nasional, khususnya di wilayah kepulauan seperti Sulawesi Selatan.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *