MAKASSAR, CREATIVENEWS – Kegiatan Bimbingan Manasik Haji bagi calon jemaah haji digelar di Gedung Baruga Si Amaseang, Kampus Universitas Islam Makassar (UIM), Kamis, 24 April 2025.
Acara ini menjadi salah satu tahapan penting sebelum para jemaah berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Bimbingan Manasik Haji tingkat Kota Makassar ini sekaligus Penutupan dan Pelepasan Jama’ah Haji Kota Makassar oleh Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.
Saat ditemui usai kegiatan, Munafri menyampaikan pesan agar seluruh jemaah benar-benar menjadikan ibadah haji ini sebagai perjalanan spiritual, bukan sekadar wisata religi.
“Pelaksanaan ibadah haji ini tentu memerlukan perjuangan ekstra karena daftar tunggunya yang lama. Mudah-mudahan perjalanan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berdoa dan memperbanyak amal ibadah, karena pahalanya berlipat ganda di Tanah Suci,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan saling menjaga antarsesama jemaah.
“Yang datang ke sana bukan cuma dari Makassar atau Sulsel, tapi dari seluruh dunia. Maka penting untuk jaga stamina agar rukun-rukun haji bisa dijalankan dengan baik,” tambah Munafri.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Ali Yafid, menjelaskan bahwa kegiatan manasik haji merupakan bagian dari amanah undang-undang yang menjadi tugas pokok Kementerian Agama.
“Bimbingan manasik haji ini terdiri dari 10 kali pertemuan, dua kali di tingkat kabupaten dan delapan kali di tingkat kecamatan. Harapannya, jemaah bisa memahami tata cara ibadah haji dan menjadi jemaah yang mandiri,” jelasnya.
Ali Yafid juga menyampaikan bahwa total jemaah haji asal Kota Makassar tahun ini berjumlah 1.165 orang, menjadikannya kota dengan jemaah terbanyak di Sulsel, disusul Bone, Gowa, dan Bulukumba.
Untuk kuota Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2025 atau 1446 Hijriah, tercatat sebanyak 7.272 jemaah, tanpa adanya penambahan kuota dari pemerintah pusat yang menetapkan kuota nasional tetap di angka 221 ribu jemaah.
“Embarkasi Makassar akan memberangkatkan 41 kloter, masing-masing berisi 393 jemaah bersama petugas kloter,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa daftar tunggu haji di Sulsel saat ini telah mencapai hampir 300 ribu orang, dengan estimasi waktu tunggu sekitar 34 tahun. Kabupaten dengan daftar tunggu tertinggi adalah Bantaeng (49 tahun) dan yang terendah adalah Luwu (23 tahun).
Soal pelunasan biaya haji, Ali memastikan seluruhnya telah rampung.
“Alhamdulillah proses pelunasan sudah selesai. Saat ini kita sudah memasuki tahap penerbitan visa, dan untuk Sulsel semuanya berjalan lancar,” tutupnya.