MAKASSAR, CREATIVENEWS – Rumah sakit jiwa di Sulawesi Selatan mengalami lonjakan pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi ini membuat fasilitas pelayanan kesehatan kewalahan, terutama di dua rumah sakit rujukan utama di Makassar, yakni RS Khusus Daerah (RSKD) Dadi dan RS Sayang Rakyat.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar, drg. Ita Isdiana Anwar, mengungkapkan pihaknya hampir setiap hari menerima laporan keberadaan ODGJ di Kota Makassar.
“Untuk jumlah pastinya saya belum bisa pastikan, tapi hampir setiap hari kami menjangkau ODGJ, minimal 2-3 orang per hari,” ujar Ita saat dihubungi, Rabu (23/4).
Menurutnya, pada pekan kemarin, pihak rumah sakit kewalahan menerima pasien karena tinggian hunian yang penuh, terutama di RS Dadi.
Untuk sementara ODGJ ditempatkan di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) milik Dinsos Makassar.
“RPTC sebenarnya bukan untuk ODGJ. Di sana juga ada anak jalanan, manusia silver, dan lansia terlantar. Tempatnya kecil dan tidak memadai jika terjadi lonjakan kasus,” jelas Ita.
Ia juga menyebut, salah satu tantangan dalam penanganan ODGJ adalah ketika mereka tidak memiliki identitas maupun BPJS, yang menyebabkan proses penanganan medis menjadi terkendala.
“Tantangan kami juga sebenarnya jika menemukan ODGJ yang tidak punya kartu identitas dan BPJS,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang Humas RSKD Dadi Sulsel, Abdul Malik, menjelaskan bahwa kondisi penuh disebabkan oleh tingginya angka pasien yang masuk setiap hari, dibandingkan jumlah pasien yang pulang.
“Rata-rata pasien pulang 7-10 orang per hari, tapi yang masuk lebih dari itu, bisa di atas 10 orang,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada bulan Maret lalu, petugas rumah sakit tidak melakukan proses “dropping” atau pemulangan pasien ke keluarga dengan alasan bertepatan dengan bulan puasa, yang menyebabkan banyaknya pasien di rumah sakit.
Saat ini, RSKD Dadi memiliki 283 tempat tidur untuk ODGJ, dengan 239 pasien yang sedang menjalani perawatan.
Sebanyak 52 di antaranya berasal dari Kota Makassar, disusul Kabupaten Gowa (17), Bulukumba (16), dan 19 lainnya dari luar provinsi.
Dalam periode Januari hingga Maret 2025, RSKD Dadi mencatat total 590 pasien ODGJ yang masuk.
Rinciannya, 207 pasien pada Januari, 204 pada Februari, dan 179 pada Maret. Sementara itu, 580 pasien juga tercatat telah keluar selama periode yang sama.
Meski sempat kewalahan, pihak rumah sakit menyebut situasi saat ini sudah mulai membaik.
“Kondisi saat ini perlahan mulai normal. Insya Allah besok saya droping pasien ke Bulukumba 12 orang,” tutup Abdul Malik.