MAKASSAR, CREATIVENEWS – Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersiap mewujudkan rencana operasional pesawat amfibi atau seaplane, sebagai upaya mendukung konektivitas antar pulau.
Diketahui Sulsel merupakan Provinsi di Indonesia yang memiliki banyak pulau.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar, Capt Sahattua P. Simatupang, mengungkapkan bahwa inisiasi penggunaan seaplane di Sulsel muncul dari kebutuhan daerah dan dorongan Gubernur Sulsel yang menginginkan agar transportasi udara laut ini dapat direalisasikan secepatnya.
“Saya mewakili kantor pusat Kemenhub di daerah, sebagai kesyahbandaran dan Pelabuhan Utama. Pak Gubernur fasilitasi kebutuhan daerah untuk bisa diperhatikan pemerintah pusat lewat perwakilan pemerintah di kantor kami. Perhatian Pak Gubernur itu seaplane, bagaimana seaplane landing di sini. Hasilnya sangat bagus, memang harus diinisiasi dari daerah,” ujar Sahattua, usai menghadiri pertemuan dengan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Rujab Gubernur Sulsel, Rabu, 16 April 2025.
Sahattua menjelaskan, seaplane merupakan moda transportasi yang unik karena mendarat di laut dan lepas landas dari air, sehingga menjadi domain gabungan antara otoritas pelabuhan dan perhubungan udara. Karena itu, keterlibatan Pelabuhan di Makassar sangat strategis sebagai lokasi bandara perairan.
“Spesifik yang akan dibangun konsep itu adalah Dermaga Hasanuddin, itu akan jadi terminal amfibi. Bisa seaplane, flying boat, bus amfibi. Tempat lain masih perlu kita studi,” katanya.
Terkait rute penerbangan, sejumlah destinasi yang memungkinkan sudah dalam kajian, termasuk rute dari Makassar menuju pulau-pulau seperti Samalona, Karampuang, dan Selayar.
“Kalau landing dan take off, seluruh pelabuhan di Indonesia bisa jadi lokasi dalam keadaan darurat. Ini diatur dalam P2TL (Pencegahan Tubrukan di Laut),” jelasnya.
Untuk saat ini, pengoperasian seaplane masih dalam tahap awal dan uji coba.
“Uji coba nanti dari teman-teman dulu supaya meyakinkan. Dari hasil uji coba kita bisa kembangkan peraturan. Jangan sampai kita belum uji coba sudah bikin aturan,” katanya lagi.
Ia juga menyinggung operasional seaplane yang sudah berlangsung di Papua dan Banyuwangi, meski belum sepenuhnya diatur dalam regulasi.
“Kalau di Papua bisa beroperasi dalam situasi sulit, maka di Makassar yang sudah rapi, apalagi dengan dukungan Gubernur, harusnya bisa,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo, menegaskan dukungan penuh Pemprov Sulsel terhadap program ini. Ia menyebutkan bahwa Detail Engineering Design (DED) telah disiapkan dengan anggaran sekitar Rp1,8 miliar.
“Pemerintah provinsi sudah mengakomodir anggaran subsidi untuk seaplane. Jadi sudah ada dananya,” ungkapnya.
Rencananya, tim dari Sulsel akan melakukan kunjungan ke Banyuwangi untuk melihat langsung seaplane yang akan dijadikan model dan mungkin dibawa ke Sulsel.
“Insya Allah kita berharap bulan ini. Malah Perintah Pak Gubernur minggu ini,” kata Andi Erwin.
Pihaknya juga tengah menghitung jumlah unit pesawat yang dibutuhkan, serta telah meminta salah satu maskapai untuk segera menyiapkan konsep visualisasi proyek.
“Tambahan tadi dari kementerian juga melihat bahwa Sulsel ini sangat potensial sekali,” pungkasnya.
Dengan konektivitas sebagai visi utama, proyek seaplane Sulsel digadang-gadang menjadi langkah inovatif untuk menjangkau wilayah kepulauan dan mempercepat mobilitas masyarakat.