Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Gelar Gerakan Pangan Murah Menjelang Idul Fitri

WhatsApp Image 2025 03 26 at 15.21.37 scaled
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) pada Rabu dan Kamis, 26-27 Maret 2025. Kegiatan ini berlangsung di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Jalan Ratulangi No 47, Kelurahan Bonto Biraeng, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar.

GPM ini dibuka langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, M Ilyas, mengungkapkan bahwa program ini telah digelar sebanyak 193 kali sepanjang Januari hingga Maret 2025.

Bacaan Lainnya

“Pangan pokok strategis dan pangan olahan dijual dalam Gerakan Pangan Murah ini,” ujar Ilyas.

Ia menjelaskan bahwa GPM menjelang Idul Fitri bertujuan untuk menjaga stabilitas stok dan harga pangan, mengingat permintaan bahan pokok cenderung meningkat di bulan Ramadan. Jika tidak dikendalikan, harga dan stok pangan bisa mengalami gejolak, yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.

“GPM adalah solusi konkret untuk memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi masyarakat,” tambahnya.

Daftar Harga Pangan di GPM Sulsel:
– Cabai: Rp95.000/kg
– Bawang merah: Rp35.000/kg
– Bawang putih: Rp40.000/kg
– Tomat: Rp10.000/kg
– Minyakita: Rp15.000/liter
– Gula pasir: Rp17.500/kg
– Beras Sakura: Rp68.000/5 kg
– Beras SPHP: Rp58.000/5 kg

Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menegaskan bahwa Gerakan Pangan Murah ini telah menjadi model yang direplikasi secara nasional. Sejak pertama kali digagas pada tahun 2022, program ini terus berlanjut dan kini dilaksanakan secara serentak di berbagai daerah untuk memastikan dampak yang lebih luas.

“Kami meminta agar pasar murah ini diperpanjang untuk memberikan manfaat lebih bagi masyarakat. Harga yang ditawarkan pun sudah disesuaikan agar tidak merugikan pedagang, namun tetap terjangkau bagi pembeli,” jelasnya.

Terkait harga cabai yang masih tinggi, Andi Sudirman menyebut hal ini sebagai kondisi wajar mengingat tingginya konsumsi makanan pedas selama bulan Ramadan.

“Banyak masyarakat menikmati makanan seperti coto, konro, dan pallubasa pedas selama Ramadan. Jadi, permintaan cabai memang meningkat. Namun, sejauh ini harga masih terkendali,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *