Stabilitas Sektor Keuangan Sulsel Tetap Terjaga, Aset Perbankan Capai Rp200 Triliun

OJK 1 289041531.jpg
creativenews.id"

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Sulsel tetap terjaga dengan pertumbuhan yang positif sepanjang awal tahun 2025.

“Stabilitas ini didukung oleh kinerja intermediasi yang kontributif serta profil risiko yang tetap terkendali,” ujar Muchlasin dalam keterangannya, Rabu (19/03/2025).

Bacaan Lainnya

Muchlasin menegaskan bahwa kondisi ini sejalan dengan stabilitas sektor jasa keuangan nasional yang tetap kuat, meskipun terdapat tantangan dari perekonomian global dan domestik, sebagaimana dilaporkan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 26 Februari 2025.

Perbankan Tumbuh, Kredit Produktif Masih Dominan

Pada sektor perbankan, total aset per Januari 2025 tercatat mencapai Rp200,37 triliun, tumbuh 5,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 6,21 persen menjadi Rp134,73 triliun, didominasi oleh tabungan dengan porsi 59,76 persen.

Sementara itu, kredit yang disalurkan bank di Sulsel tumbuh 4,61 persen (yoy) menjadi Rp163,91 triliun. “Penyaluran kredit di Sulsel masih didominasi oleh kredit produktif sebesar 53,98 persen, namun pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit konsumtif yang tumbuh 9,73 persen,” ungkap Muchlasin.

Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sulsel tercatat 123,92 persen dengan rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,83 persen, menunjukkan intermediasi perbankan yang tetap sehat.

Perbankan Syariah dan Kredit UMKM Alami Pertumbuhan Tinggi

Perbankan syariah menunjukkan performa lebih kuat dengan pertumbuhan aset sebesar 20,62 persen menjadi Rp16,80 triliun. DPK syariah juga naik 17,74 persen dan pembiayaan tumbuh 20,05 persen yoy.

“Kinerja perbankan syariah cukup menggembirakan, dengan tingkat NPF yang terjaga di angka 2,20 persen,” tutur Muchlasin.

Kredit kepada UMKM di Sulsel juga mengalami pertumbuhan 1,95 persen menjadi Rp61,13 triliun, dengan porsi terbesar disumbang oleh kredit usaha mikro sebesar Rp34,04 triliun atau 55,69 persen dari total kredit UMKM.

Investor Pasar Modal Meningkat, Fintech Peer-to-Peer Lending Tumbuh Pesat

Di sektor pasar modal, jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulsel per Desember 2024 mencapai 400.517, naik 25,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Investor reksa dana masih menjadi yang terbanyak dengan 382.599 SID,” ujar Muchlasin.

Transaksi saham di Sulsel tercatat sebesar Rp22,64 triliun, tumbuh 20,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada sektor pembiayaan lainnya, outstanding pinjaman fintech peer-to-peer lending melonjak 50,59 persen menjadi Rp1,78 triliun dengan tingkat wanprestasi rendah di angka 1,59 persen. Sementara itu, perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan dengan penurunan pembiayaan sebesar 14,33 persen.

Sektor Asuransi Campuran, Dana Pensiun Tetap Tumbuh

Sektor perasuransian menunjukkan pertumbuhan premi asuransi umum sebesar 8,83 persen, namun premi asuransi jiwa mengalami penurunan 11,03 persen. Total aset dana pensiun tetap mencatat pertumbuhan 3,77 persen menjadi Rp1,60 triliun.

“Kami akan terus mendorong penguatan sektor-sektor ini agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat,” tutup Muchlasin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *