MAKASSAR, CREATIVENEWS – Penurunan okupansi hotel berdampak pada pengurangan karyawan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga menemui Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, membahas terkait penurunan okupansi hotel.
Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan beberapa hal diantaranya dampak dari pengalokasian anggaran pemerintah ke MBG dan kesehatan yang memberi reaksi bagi PHRI
“Terima kasih kepada pak Wali Kota responnya untuk kami ajak bertemu dengan kondisi yang sangat mari~mari poso. Pembicaraan Kita tidak hanya tentang dampak daripada pengalokasian anggaran pemerintah terkait program makanan bergizi dan kesehatan.
Kata Anggiat, Wali Kota juga paham dampak dari konsekuensi penurunan okupansi pasca alokasi anggaran, kami butuh dukungan dan kontribusi kegiatan pemerintah sekarang yang juga tengah berjalan, sangat anjlok.
PHRI meminta ke Wali Kota untuk menarik, sekaligus mendorong kegiatan masuk ke Makassar. Apalagi dalam waktu dekat akan ada beberapa kegiatan dan ini bisa mentrigger banyak orang datang dan membuat Makassar bergerak lagi, Ungkap Anggiat.
Selain meminta support dari pemerintah Kota Makassar, Anggiat juga menyinggung maraknya apartment di Makassar yang notabene head to head dengan hotel sebagai pejuang akomodasi, apalagi banyak apartemen di Makassar dapat dijual harian, dan perjam, PHRI meminta pemkot Makassar tertibkan karena hotel-hotel konsisten bayar pajak sesuai dengan perda. Seharusnya apartemen pun melakukan hal yang sama.
Anggiat juga menyinggung soal masalah pajak hiburan 70 persen yang memberatkan bagi para pengusaha hiburan dan hotel.
” Pak Wali Kota pun sadar bagaimana bisa hidup dengan pajak 70 persen. Bahkan beliau bercerita dulu punya EO dengan pajak sebesar itu akan susah nantinya membuat kegiatan. Anggiat berharap adanya relaksasi pajak di tengah sekarang yang susah dengan kondisi okupansi rata-rataa~rata 20-25.
Ditempat yang sama, Kepala dinas pariwisata Kota Makassar Muhammad Roem menjelaskan Wali Kota Makassar sudah mengintruksikan Dispar untuk memaksimalkan event-event di kota Makassar, terkhusus juga event-event yang bisa di tangkap, dan pitching dari luar yang dihelat oleh komunitas, partai, asosiasi-asosiasi, secara nasional Itu bisa di jalankan di Kota Makassar dengan berbagai pola, sehingga bisa menutup mensubstitusi yang pasar 50% dari government terkhusus dari pemerintah pusat.
“Jadi pada prinsipnya pemerintah Kota juga tidak menginginkan adanya hal hal yang bisa mengurangi tingkat pengangguran. Pak Wali Kota mengintruksikan untuk segera melakukan beberapa program yang bisa terlaksana, membantu pemasaran dari industri pariwisata termasuk hotel tetap berjalan dengan baik dan memaksimalkan potensi-potensi daerah yang memang menjadi target pasar terbesar di sektor pariwisata makassar, tutup Roem (RB)