OJK: Pasar Modal Melemah, Investor Asing Catatkan Net Sell Rp18 Triliun

2023 10 manfaat pasar modal bagi investor
creativenews.id"

JAKARTA, CREATIVENEWS – Di tengah tekanan ekonomi global, pasar saham Indonesia mencatat pelemahan signifikan sepanjang Februari 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 11,80% month-to-date (mtd) ke level 6.270,60, dengan nilai kapitalisasi pasar tercatat Rp10.879,86 triliun, menurun 11,68% mtd.

Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, menjelaskan bahwa pelemahan pasar saham terjadi seiring sentimen global yang membebani sektor energi dan infrastruktur.
“Tekanan global membuat pasar saham domestik terkoreksi cukup dalam, dengan sektor energi dan infrastruktur mencatatkan penurunan terbesar,” ujar Ismail Riyadi, Selasa (4/3/2025).

Bacaan Lainnya

Likuiditas transaksi tetap positif, dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham naik menjadi Rp11,60 triliun secara year-to-date (ytd), lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada Januari 2025 yang sebesar Rp10,71 triliun. Namun, investor asing membukukan net sell sebesar Rp18,19 triliun mtd.

Di pasar obligasi, tren positif tercermin dari penguatan indeks ICBI sebesar 1,14% mtd ke level 400,21, dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata turun 13,61 basis poin (bps).
“Pasar obligasi menunjukkan kekuatan, dengan investor non-resident mencatatkan net buy Rp8,86 triliun sepanjang Februari,” tambah Ismail.

Untuk sektor pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat Rp822,65 triliun, turun 0,78% mtd. Sementara Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat Rp490,26 triliun, mengalami penurunan 1,31% mtd. Meski begitu, tercatat net subscription sebesar Rp3,03 triliun mtd.

Penghimpunan dana di pasar modal tetap menunjukkan tren positif dengan nilai Penawaran Umum mencapai Rp20,74 triliun melalui satu Penawaran Umum Terbatas dan sebelas Penawaran Umum Berkelanjutan. Selain itu, pipeline Penawaran Umum mencapai 123 emiten dengan nilai indikatif Rp42,56 triliun.

Di sisi lain, pengembangan Bursa Karbon menunjukkan kemajuan positif. Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 28 Februari 2025, tercatat 110 pengguna jasa dengan total volume perdagangan 1.578.443 tCO₂e dan akumulasi nilai transaksi sebesar Rp77,25 miliar.
“OJK terus bersinergi mendorong pendalaman pasar karbon melalui kunjungan ke fasilitas energi terbarukan untuk meningkatkan pasokan kredit karbon,” jelas Ismail.

Sementara itu, untuk perdagangan derivatif keuangan, sejak Januari hingga Februari 2025 tercatat total transaksi sebanyak 98.684 lot dengan nilai transaksi mencapai Rp455,53 triliun.

Dalam aspek pengawasan, OJK juga telah menegakkan ketentuan pasar modal secara ketat. Sepanjang Februari 2025, OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa pencabutan izin kepada satu pihak dan denda kepada pihak lain dengan nilai mencapai Rp4,3 miliar.
“Penegakan hukum tetap menjadi prioritas kami untuk menjaga integritas pasar modal,” tegas Ismail Riyadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *