OJK: Stabilitas Keuangan Sulsel Terjaga, Sektor Perbankan dan Fintech Menguat

OJK kantor
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS — Stabilitas kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap terjaga dengan baik, didukung oleh pertumbuhan intermediasi yang kontributif serta profil risiko yang terkontrol. Demikian disampaikan Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman, dalam keterangan resminya, Senin (10/2).

Darwisman mengungkapkan, di tengah dinamika ekonomi yang terjadi, sektor jasa keuangan di Sulsel terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Bacaan Lainnya

Pada sektor perbankan, total aset perbankan di Sulsel per Desember 2024 tercatat tumbuh 5,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp203,47 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 4,64 persen (yoy) mencapai Rp133,59 triliun, dengan dominasi tabungan sebesar 61,74 persen.
Penyaluran kredit turut tumbuh 4,23 persen (yoy) menjadi Rp164,29 triliun, dengan porsi kredit produktif mencapai 54,20 persen. Berdasarkan sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 23,24 persen. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat 125,23 persen, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap aman di angka 2,70 persen.

Perbankan syariah di Sulsel menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi. Aset perbankan syariah naik 22,24 persen menjadi Rp17,82 triliun, dengan penghimpunan DPK tumbuh 18,96 persen menjadi Rp12,15 triliun dan pembiayaan naik 19,82 persen menjadi Rp14,21 triliun. Tingkat intermediasi tercatat 116,97 persen dengan rasio NPF 2,11 persen.

Kredit UMKM dan Mikro Menguat

Sektor kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulsel juga menunjukkan kinerja positif. Total kredit UMKM naik 1,98 persen (yoy) menjadi Rp61,52 triliun, dengan porsi kredit usaha mikro mencapai Rp34,34 triliun atau 55,81 persen dari total kredit UMKM. Kredit tersebut telah disalurkan kepada 910.178 debitur di provinsi ini.

Pasar Modal Meningkat Signifikan

Di sektor pasar modal, jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulsel tumbuh 25,68 persen menjadi 400.517 SID per Desember 2024. Investor reksa dana menjadi kontributor terbesar dengan 382.599 SID atau tumbuh 26,12 persen. Nilai transaksi saham mencapai Rp22,64 triliun, meningkat 20,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan Asuransi, Dana Pensiun, dan Penjaminan

Sektor Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) juga menunjukkan pertumbuhan positif. Premi asuransi umum dan jiwa masing-masing meningkat sebesar 1,71 persen dan 11,91 persen. Aset dana pensiun tumbuh 4,94 persen menjadi Rp1,61 triliun, sementara total penjaminan meningkat 5,88 persen menjadi Rp738 miliar.

Kinerja Lembaga Pembiayaan dan Fintech Terus Tumbuh

Sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) turut mencatat pertumbuhan positif. Total piutang pembiayaan naik 9,71 persen menjadi Rp18,95 triliun. Pinjaman dari perusahaan pergadaian tumbuh signifikan sebesar 27,78 persen mencapai Rp7,47 triliun.
Outstanding pinjaman pada fintech peer-to-peer lending juga tumbuh 49,04 persen menjadi Rp1,73 triliun, dengan tingkat wanprestasi (TWP90) terjaga di 1,57 persen. Namun, pembiayaan oleh perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar -2,48 persen.

“OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat akan terus memperkuat pengawasan serta mendorong kinerja sektor jasa keuangan agar tetap kontributif terhadap pembangunan ekonomi daerah,” tegas Darwisman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *