Kinerja Pasar Modal 2024: Tekanan Global, Potensi Bursa Karbon Menguat

WhatsApp Image 2025 05 04 at 17.49.50
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pasar modal Indonesia ditutup melemah pada akhir tahun 2024 di tengah tekanan sentimen global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun 0,48 persen month-to-date (mtd) ke level 7.079,91 per 30 Desember 2024, atau turun 2,65 persen secara year-to-date (ytd).

Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, menjelaskan bahwa meski indeks saham melemah, nilai kapitalisasi pasar tetap tumbuh.

Bacaan Lainnya

“Kapitalisasi pasar mencapai Rp12.336 triliun, naik 2,79 persen mtd dan 5,74 persen ytd,” ujarnya Selasa, 7 Januari 2025.

Namun, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp5,03 triliun sepanjang Desember (ytd: net buy Rp16,53 triliun).

Dari sisi sektoral, hampir seluruh indeks sektor mencatat pelemahan, dengan sektor transportasi dan logistik serta sektor keuangan mencatat penurunan terbesar. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham mencapai Rp12,85 triliun sepanjang tahun.

Di pasar obligasi, Indeks ICBI melemah 0,12 persen mtd namun naik 4,82 persen ytd ke level 392,66. Rata-rata yield SBN naik 12,42 bps (mtd) dan 38,76 bps (ytd). Investor asing membukukan net buy sebesar Rp4,15 triliun mtd dan Rp34,59 triliun ytd. Namun di pasar obligasi korporasi, investor asing justru mencatat net sell Rp2,91 triliun mtd (ytd: net sell Rp5,53 triliun).

Sementara itu, industri pengelolaan investasi mencatat total Asset Under Management (AUM) sebesar Rp839,39 triliun atau turun 0,55 persen mtd (naik 1,78 persen ytd). Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp496,84 triliun, naik 0,48 persen mtd namun turun 0,92 persen ytd, dengan net subscription sebesar Rp5,05 triliun selama Desember.

Di sektor penggalangan dana, nilai penawaran umum sepanjang 2024 tercatat mencapai Rp259,24 triliun, termasuk Rp17,28 triliun dari 43 emiten baru. Terdapat pula 115 penawaran umum dalam pipeline dengan estimasi nilai indikatif sebesar Rp32,58 triliun.

Untuk skema pendanaan alternatif, Securities Crowdfunding (SCF) menunjukkan pertumbuhan menjanjikan. Hingga 30 Desember 2024, terdapat 18 penyelenggara SCF yang berizin dengan total 713 penerbitan efek dari 450 penerbit dan lebih dari 173 ribu pemodal, serta total dana terhimpun sebesar Rp1,36 triliun.

Pada Bursa Karbon yang diluncurkan 26 September 2023, hingga akhir 2024 telah tercatat 100 pengguna jasa dengan total volume transaksi sebesar 908.018 tCO₂e dan nilai akumulasi mencapai Rp50,64 miliar. Dari total transaksi tersebut, 43,41 persen terjadi di Pasar Negosiasi, 36,49 persen di Pasar Lelang, 19,80 persen di Pasar Reguler, dan sisanya 0,30 persen di marketplace.

OJK melihat potensi pertumbuhan Bursa Karbon masih sangat besar, mengingat terdapat 4.118 pendaftar di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) dan potensi signifikan unit karbon yang dapat ditawarkan ke pasar.

Sepanjang Desember 2024, OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda senilai total Rp3,33 miliar kepada 7 emiten, 8 direksi, 3 komisaris, 2 penilai, dan 2 akuntan publik.

Selain itu, sanksi senilai Rp14 miliar juga dikenakan kepada 19 pihak atas pelanggaran ketentuan dalam UU Pasar Modal, serta 12 perusahaan efek atas pelanggaran terkait identifikasi nasabah dalam kasus perdagangan saham.

Selama tahun 2024, OJK telah menjatuhkan sanksi administratif kepada 144 pihak dengan total denda sebesar Rp83,32 miliar, 21 perintah tertulis, 2 pencabutan izin usaha manajer investasi, dan berbagai bentuk sanksi lainnya. Untuk keterlambatan pelaporan, sanksi denda mencapai Rp62,81 miliar kepada 696 pelaku usaha pasar modal, dan 130 peringatan tertulis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *