Ekspor Produk Unggulan Senilai Rp900 Miliar, Sulsel Perkuat Kontribusi Ekonomi Nasional

Screenshot 2024 12 10 19 37 43 73 c1ebbaff44ba152fb7f7c2e1f7129fd1
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, mengumumkan capaian ekspor daerah dengan nilai mencapai Rp900 miliar, menjadi salah satu langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.

“Angka ini sangat besar untuk pergerakan ekonomi. Terima kasih kepada OJK, OPD terkait, Forkopimda, dan Disperindag Sulsel yang telah mendukung upaya ini. Ekspor ini melibatkan 92 pelaku usaha, 36 produk unggulan Sulsel, dan telah menjangkau 10 negara tujuan,” kata Zudan.

Bacaan Lainnya

Sulawesi Selatan diketahui memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, industri, hingga pertambangan, yang berkontribusi besar terhadap perdagangan domestik dan internasional. Saat ini, terdapat sekitar 250 produk perikanan, pertanian, dan tambang yang menjadi komoditas ekspor andalan.

Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Melampaui Nasional

Pada Triwulan III-2024, ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh 5,08 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 4,95 persen. Inflasi daerah juga terkendali di angka 1,52 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,55 persen.

Kontribusi ekonomi Sulawesi Selatan terhadap perekonomian nasional mencapai 3,26 persen, menempatkannya di antara sembilan provinsi dengan kontribusi terbesar.

Kinerja Ekspor dan Impor Oktober 2024

Pada Oktober 2024, ekspor Sulawesi Selatan melalui pelabuhan utama tercatat sebesar USD 187,96 juta, naik 14,75 persen dibandingkan September 2024. Namun, terjadi penurunan 10,76 persen dibandingkan Oktober 2023.

Komoditas utama yang diekspor meliputi:

1. Nikel – 71,82%

2. Besi dan Baja – 50,32%

3. Kakao/Coklat – 16,74%

4. Biji-bijian Berminyak – 13,23%

5. Ikan dan Udang – 10,95%

Negara tujuan utama ekspor adalah Tiongkok (82,32%), Jepang (76,41%), Amerika Serikat (5,65%), Malaysia (4,25%), dan Rusia (2,12%).

Sementara itu, impor Sulawesi Selatan pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD 99,66 juta, naik 114,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Lima komoditas utama yang diimpor adalah gandum, pakan hewan, gula, mesin mekanik, dan bahan bakar mineral.

Neraca Perdagangan Positif

Sulawesi Selatan mencatat surplus perdagangan sebesar USD 809,29 juta (Rp12,86 triliun) pada periode Januari–Oktober 2024, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak 2020.

Saat ini, terdapat 174 pelaku usaha Sulawesi Selatan yang aktif dalam ekspor. Dari jumlah tersebut, 8,05 persen adalah usaha mikro, 16,67 persen usaha kecil, 41,38 persen usaha menengah, dan 33,91 persen usaha besar.

Prof. Zudan menegaskan bahwa Sulawesi Selatan akan terus berupaya meningkatkan ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi menuju target nasional sebesar 8 persen.

Kata dia Presiden Prabowo Subianto mendorong pertumbuhan ekonomi menuju 8 persen. Saat ini berada diposisi 5,08 persen.

Untuk naik ke satu persen pasti butuh modal yang bergantung pada ICOR atau Incremental Capital Output Ratio masing-masing daerah.

“Kalau Icor nya 2,5 tiap naik satu persen kita butuh modal 10 trilliun jadi kalau mau naik lagi ke 7 persen kita membutuhkan 20 triliun, jadi kalau kita sekali ekspor 1 triliun, berarti 20 kali ekspor maka insyaallah ekonomi kita meningkat. Insya Allah kita akan terus kembangkan ekspor,” tutupnya.

Penjabat (Plh) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sulawesi Selatan, Since Erna Lamba, mengungkapkan bahwa pelepasan ekspor kali ini melibatkan 92 pelaku usaha ekspor dari Sulsel.

“Total volume ekspor mencapai 26.092,26 ton dengan nilai sebesar USD 58,22 juta atau setara dengan Rp 919,87 miliar,” ungkapnya.

Since yang juga menjabata sebagi Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Kerakyatan Provinsi Sulsel, menuturkan

komoditas ekspor yang dikirim kali ini mencakup 36 jenis produk dengan tujuan ke 29 negara.

“Produk-produk tersebut meliputi agar-agar, biji kakao, biji kopi, buah pala, cabai merah, carrageenan, cengkeh, kakao liquor, kopra, cumi-cumi, daging kepiting, damar, dedak gandum, gurita, ikan olahan, ikan segar, ikan terbang, kancing kerang, kayu olahan, kepiting hidup, kerang darah, kulit ari mete, marmer, mete gelondongan, mete kupas, minyak mete, minyak nilam, minyak pinus, nikel,” sebutnya.

“Kemudian seaweed chopped, sirip ikan hiu, talas beku, telur ikan terbang, udang segar, dan udang olahan,” lanjutnya.

Kata Since, Dari 92 pelaku usaha, sebanyak tujuh perusahaan terpilih mewakili pelepasan ekspor ini, yaitu:

1. PT Mars Symbioscience Indonesia dengan komoditas cocoa liquor ke Shanghai, China.

2. PT Biota Laut Ganggang dengan komoditas carrageenan ke China.

3. PT Olam Indonesia dengan komoditas biji kakao ke Malaysia.

4.PT Surya Mandiri Sejahtera dengan komoditas cengkeh ke Nigeria.

5. PT Wahyu Pradana Bina Mulia dengan komoditas udang beku ke Rusia.

6. PT Phillips Seafoods Indonesia dengan komoditas tuna segar ke Hong Kong.

7. CV Sumber Berkah Trading Bulukumba dengan komoditas biji mete ke Vietnam.

Pelepasan ekspor ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dan memperkuat daya saing produk lokal di pasar internasional.

Pada pelepasan ekspor ini, turut hadir Ketua DPRD Provinsi Sulsel, Forkopimda Provinsi Sulsel, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Selatan, Regional Head 4 PT. Pelindo (persero) Makassar.

Hadir juga, Terminal Head Petikemas New Makassar, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Sultan Hasanuddin, General Manager PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar hingga pimpinan BUMN dan BUMD.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *