MAKASSAR, CREATIVENEWS – Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) bersama Lembaga UNICEF berkolaborasi dalam penanganan akses sanitasi aman rumah tangga di Kota Makassar.
Eko Nugroho, Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Sulsel, menuturkan
pertemuan ini untuk bekerjasama Dinas Pu, Kesehatan, dan Poletekes. Untuk membicarakan soal standar sarana layanan dan pelayanan.
Menurut Eko, baik dinas PU maupun dinas kesehatan sampai sejauh ini belum ada konsep pemikiran yang sama untuk penanganan sanitasi
” Dinas PU, fokus pada sarana layanan dan pelayanan sedangkan dinas kesehatan masuk pada penyadaran, pemberdayaan masyarakat dan pemicu, tutur Eko.
Tujuan dari pertemuan ini kata Eko, untuk sama-sama memahami dan bekerjasama agar tidak terjadi irisan.
Seperti dinas kesehatan punya pendekatan namanya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) .
Kolaborasi inspeksi akses sanitasi aman tersebut melibatkan pihak terkait dari Sanitarian Puskesmas, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas PMD, UPTD PALD, dan mahasiswa Poltekes Kemenkes yang turun langsung ke lapangan mengumpulkan data terkait sanitasi.
“Data yang di input tim di lapangan langsung dikirim ke aplikasi sistem informasi manajemen pengelolaan air limbah domestik (SIMPALD) untuk menjadi penunjang pendukung usaha mana saja yang sudah layak maupun belum layak,” ungkapnya.
Melalui pelibatan mahasiswa Poltekes program studi Kesehatan lingkungan, kata dia, akan menjadi pejuang sanitasi karena untuk menuju sanitasi aman tidak mudah, sebab target yang ditetapkan pada 2030 yakni 30 persen, dan saat ini jauh dari target itu.
Ditempat yang sama Muhammad Arif Staf UPTD PAL (Pengelola Air Limbah) Muhammad Arif dengan menyampaikan, data sanitasi di Kota Makassar yang masuk kategori layak itu sudah 97 persen dan 30 persen masih dianggap tidak layak.
Sementara untuk perhitungan akses sanitasi awal itu masuk di angka 5,7 persen dari target 15 persen 2028, karena penyedotan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) tidak dianggap untuk masuk kategori sanitasi awal.
“Tetapi upaya Dinas PU Kota Makassar terus melakukan pembenahan atau pergantian tangka septik kepada warga yang tidak memiliki tangka septik maupun tangki septik yang dianggap belum layak,” ujarnya.
Tim IT dan Konsultan BaKTI-UNICEF Hasmin mengemukakan, kegiatan kolaborasi inspeksi ini telah menggunakan aplikasi SIMPALD untuk memudahkan pengumpulan data dari lokasi survei, sehingga proses rekapitulasi manajemen dan input terintegrasi dengan sistem informasi geografis yang berbasis visualisasi peta digital.
Hamzah Sinring, Staf BaKTI UNICEF menambahkan, kolaborasi inspeksi tersebut untuk menyamakan presepsi dan upaya pihak terkait dalam satu tujuan mewujudkan sanitasi aman rumah tangga sesuai standar yang tepat, mulai kloset, tangka septik hingga layanan penyedotannya. (RB)