MAKASSAR, CREATIVENEWS – PT Bank CIMB Niaga Tbk (IDX: BNGA) melaporkan perolehan laba, sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp6,6 triliun pada sembilan bulan pertama 2024 (9M24).
Capaian ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,1% secara tahunan (YoY).
Kinerja positif tersebut, didorong oleh pengelolaan aset yang efisien dan berfokus pada kualitas, serta kondisi likuiditas dan permodalan yang solid.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan, pertumbuhan laba mencerminkan keberhasilan bank dalam menjaga operasional dan pengelolaan risiko yang baik.
“Kami berhasil mempertahankan rasio kredit bermasalah (gross NPL) di level 2,0%, lebih rendah dari rata-rata industri. Hal ini menunjukkan penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas portofolio kami,” ujar Lani, Selasa (29/10/2024).
Pada sektor pendanaan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) CIMB Niaga tumbuh 8,8% YoY menjadi Rp256 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dana murah atau current account and savings account (CASA) sebesar 8,8%, menjadi Rp170,7 triliun.
Rasio CASA mencapai 66,7%, mencerminkan keberhasilan bank, dalam meningkatkan hubungan nasabah dan memperkuat layanan digital.
Dari sisi kredit, CIMB Niaga mencatatkan total penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp218,6 triliun, naik 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh segmen usaha kecil dan menengah (UKM) yang naik 9,4% YoY, disusul oleh perbankan korporat sebesar 7,1%, dan perbankan konsumer sebesar 5,4%.
Kredit Pemilikan Mobil (KPM) mencatat pertumbuhan tertinggi di sektor retail, dengan peningkatan 18,2% YoY.
Hal ini menandakan tingginya permintaan konsumen di sektor otomotif, sejalan dengan pemulihan ekonomi di Indonesia pada tahun ini.
Di segmen syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga memperkokoh posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia.
Hingga 30 September 2024, total pembiayaan syariah mencapai Rp60,7 triliun, tumbuh 14,8% YoY.
DPK di segmen syariah juga meningkat signifikan sebesar 24,6% YoY menjadi Rp53,2 triliun, didorong oleh pengembangan jaringan komunitas dan produk pendanaan murah.
Secara keseluruhan, CIMB Niaga berhasil mencatatkan total aset konsolidasian, sebesar Rp354,3 triliun pada akhir September 2024.
Angka ini memperkokoh posisi bank, sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia. Bank juga menjaga rasio kecukupan modal (CAR) di level 23,4% dan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 84,3%.
Lani menyebutkan, bahwa CIMB Niaga akan terus fokus pada empat pilar utama: alokasi aset yang baik, memperluas basis nasabah ritel, memperkuat portofolio CASA, dan meningkatkan keterlibatan digital.
“Kami akan melanjutkan strategi ini, untuk menjaga ketahanan operasional dan menghadapi dinamika pasar,” jelasnya.
Ke depan, CIMB Niaga optimis dapat menutup tahun 2024 dengan hasil memuaskan.
“Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan berkualitas tinggi dan produk inovatif, melalui semangat #WorkFromHeart. Terima kasih kepada nasabah, karyawan, dan seluruh pemangku kepentingan atas dukungannya selama 69 tahun,” tutup Lani.