MAKASSAR, CREATIVENEWS – Komisi Pemiliham Umum (KPU) Makassar, menggelar Debat Terbuka Antar Pasangan Calon Wali Kota Makassar Tahun 2024.
Debat perdana tersebut berlangsung di Hotel Dalton Makassar, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Selama debat berlangsung, sorakan keempat tim pendukung tak henti-henti, bergema saat para kandidat menyampaikan gagasannya.
Tema utama debat kali ini yaitu peningkatan kesejahteraan melalui pelayanan inklusi dalam bingkai NKRI.
Adapun Subtema debat ialah kesehatan, pendidikan, Pelrindungan anak, perempuan dan disabilitas, moderasi beragama, ekonomi dan lapangan kerja, digitalisasi layanan publik, reformasi birokrasi, dan ketahanan pangan.
Calon Wali Kota Andi Seto Gadhista Asapa dan Wakil Wali Kota Rezki Mulfiati Lutfi tampil pada debat pertama, dengan menyampaikan sejumlah gagasan.
Seto menyampaikan Visi-Misi untuk membawa kota Makassar jadi kita yang lebih modern yang maju dengan tekhnologi.
Kata dia, lewat gagasan yang dipaparkan dapat meyakinkan masyarakat untuk melihat pemimpin yang tepat untuk dipilih.
“Harmoninya Makassar yang nyaman bidang inklusi, berdaya saing, maju berkelanjutan, dapat terwujud, di tangan kami berdua, karena kami muda dan berpengalaman,” paparnya.
Ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama memajukan kota Makassar yang jauh lebih maju dan modern.
“Bayangkan ditahun 2024 mobil terbang sudah lalulalang di kota-kota besar, kita harus berani bertanya dimana Makassar berada? dalam era ini, Andi Seto Gadista Asapa-Rezki, mengundang seluruh pemirsa dimana saja untuk bergabung bersama kami berdua untuk melakukan terobosan, transformasi dalam pemilihan zaman ini, karena pilihannya hanya dua, maju melangkah bersama kami atau ketinggalan,” ungkapnya.
Sementara itu Calon Wakil Wali Kota Makassar, Rezki mengatakan, sejumlah sektor akan ditata kembali untuk lebih memperkuat pelayanan dasar masyarakat.
“Visi kami memperkuat pondasi dalam transformasi bidang kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial,” ungkapnya.
Selain itu, sektor UMKM akan dikemabagkan melalui pemanfaatan digitalisasi.
“Ekonomi kreatif, UMKM harus kokoh menghadapi badai peralihan zaman ini. Tata kelola kita sudah harus mulai beralih ke digitalisasi,” sebutnya.
Rezki melanjutkan toleransi, kolaborasi harus dipupuk. Kata ia kekayaan budaya dan menjaga ekologi harus menjadi nilai-nilai, infrastruktur yang selaras, terpadu, modern dan ramah lingkungan.
“Masjid, Gereja, Pura, dan tempat ibadah lainnya, harus direkatkan karena ini adalah bagian dari harmoninya kota Makassar,” tutupnya.
