Save The Children Indonesia, Harap Keberlangsungan Program Pengolahan Sampah Elektronik di Makassar

IMG20240827092536 scaled
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Save The Children Indonesia melihat ada tantangan dan dampak buruk dari sampah elektronik untuk masa depan.

Dari hasil riset Save the Children pada Februari 2023 lalu menyebutkan bahwa di Kota Makassar, tidak hanya pemulung dewasa tetapi juga ada sekitar dua ratus pemulung anak-anak berusia 6 hingga 17 tahun yang mengumpulkan sampah elektronik.

Bacaan Lainnya

Diketahui sampah elektronik termasuk Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) yang dapat berdampak buruk kepada kesehatan pada manusia.

Melihat hal tersebut, Save The Children Indonesia membuat program Silkular Jenius di Makassar yang diluncurkan pada Agustus 2023 lalu.

Program tersebut dijalankan di sekolah-sekolah kota Makassar untuk mengedukasi siswa terkait bahaya sampah elektronik.

Sub Koordinator Bidang Persampahan DLH Kota Makassar Kahfiani menyebutkan edukasi sampah elektronik di sekolah, diharapkan para siswa bisa memberi informasi kepada orangtuanya terkait cara pengolahan limbah elektronik rumah tangga.

“Jadi kemarin kita berjalan tahun 2023 itu sudah berjalan dengan sekolah harapannya bahwa dengan ibu gurunya bisa menyampaikan ke anak-anak dan anak-anak bisa menyampaikan kepada orang tuanya gitu,” tukasnya saat kegiatan Lokakarya Pembelajaran dan strategi keberlanjutan proyek percontohan pengolahan sampah elektronik Ballata’ Rong (Circular Geniuses) di Hotel Ibis Makassar, Selasa, 27/08/24.

Lanjut, Kahfiani menuturkan, dalam program Silkular Jenius ini, sebanyak 100 sekolah di Makassar yang terlibat.

“Alhamdulillah sudah dimasukkan di dalam kegiatan kami sehingga kami bisa berjalan untuk kondisi tahun 2024 ini sudah berjalan dengan kurang lebih 100 sekolah dengan harapannya nanti bahwa semua informasi terkait ini sudah berjalan karena ada aturannya juga,” imbuhnya.

Selain itu juga DLH Makassar menyediakan drop box di sekolah sebagai tempat penampungan samaph elektronik.

“Kami juga melibatkan CSR dalam hal drop box, kami melibatkan PLN Alhamdulillah untuk tahun ini dalam rangka hari lingkungan hidup ada support-nya kurang lebih 10 dropbox dan itu nanti kita akan berikan ke sekolah-sekolah ataupun juga mungkin nanti di Kelurahan atau di kecamatan,” paparnya.

Selain di sekolah, masyarakat juga dapat membawa sampah elektroniknya ke tempat pengolahan yaitu Ballata’ Rong.

“Ini Ballata Rong di bahas dikantor kami. Jadi ini nanti kegiatannya dari seluruh rumah tangga atau seluruh kacamatan itu nanti ujungnya ada di bank sampah atau UPTD bank sampah,” sebutnya.

Direktur Perubahan Iklim dan Ekonomi Sirkular, Ari Muchammad Arif menuturkan program Silkular Jenius ini memiliki tantangan yang besar untuk keberlanjutannya.

“Dua tahun terakhir melalui program Silkular Jenius, kami mencoba meriview kami mendapatkan pembelajaran yang positif, respon yang positif tetapi juga tantangan harus kita akui masih ada,” sebutnya.

Ia berharap pihak Save The Children bisa memastikan pengolah sampah elektronik di Makassar bisa berjalan maksimal.

“hHrapan yang kami dari Save The Children juga mampu mengawal proses ini lalu mengupayakan dengan apa yang kita miliki dan harapan yang kita bisa mencari sebuah peluang agar kemudian stake holder terlibat di dalam ini itu mampu kita mobilisasi dengan baik di Makassar,” terangnya.

Ia juga berharap seluruh pihak dapat bersinergi dan mandiri perhatian terhadap sampah elektronik ini, walaupun harus berhadapan dengan tantangan dan keterbatasan yang ada.

“Di Indonesia hanya provinsi Jakarta yang bisa lakukan itu pun karena apa Karena APBD nya luar biasa besar, Jadi ini sebagai contoh yang tidak bisa kita bandingkan Kota Makassar dengan keterbatasan tertentu, bukan seperti Jakarta tapi mampu mengelola dengan baik,” sebutnya.

Senada dengan Ari, Direktur Program Save the Children Indonesia, Anton menuturkan, setalah pembelajaran diharapkan DLH Makassar bisa mengatasi persoalan sampah elektronik.

“Terimakasih kepada seluruh stakeholder yang mendukung program kita ini. Kedepan DLH bisa mengolah sampah elektronik rumah tangga masyarakat,” ungkapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *