MAKASSAR, CREATIVENEWS – Makanan dan minuman dalam kemasan sangat disukai masyarakat. Rasanya yang lezat serta mudah didapatkan sehingga masyarakat hampir setiap hari mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan.
Namun, mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan secara berlebihan dapat berdampak pada kesehatan.
Baru-baru ini beredar informasi bahwa sejumlah anak di RSCM atau Rumah Sakit Ciptomangunkusumo harus melakukan cuci darah karena mengalami diabetes hingga gagal ginjal, sebab sering mengkonsumsi makanan cepat saji atau makanan dan minuman kemasan.
Mengantisipasi hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar menjelaskan, para orang tua dihimbau untuk memberi asupan yang baik kepada anak, dengan real food.
Ia juga berpesan agar tidak sering memberi anak makanan cepat saji.
“Kita selalu himbau masyarakat di Puskesmas, Posyandu bagaimana biar masyarakat memahami makanan untuk anak harus sehat bergizi tinggi, tidak mengandung gula inggi, garam tinggi, pengawet,” paparnya, beberapa waktu lalu.
Ishaq menjelaskan para orang tua harus mengetahui bahwa makanan kemasan memiliki bahan pengawet dan pewarna yang dapat menimbulkan penyakit kronis seperti kanker, jantung, hingga stroke.
“Intinya anak harus diberikan makanan sehat termasuk bagaimana makanan bisa jadi energi dan bukan jadi penyakit. harapan kita orangtua betul-betul memahami, karena makanan kemasan erdapat pengawet, pemanis pewarna itu bisa jadi penyakit ya,” sebutnya.
Ia menyampaikan agar selalu menkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
“Bapak ibu orangtua betul-betul memperhatikan penyuluhan isi piringku. Makanannya bergizi ada buah sayur protein hewani, kalori sesuai kebutuhan tidak berlebih. kebanyakan kalori dan karbohidrat juga bisa membuat obesitas menggalami penyakit lain seperti diabetes,” imbuhya.
Namun, kata Ishaq terkadang para orangtua sibuk dengan pekerjaan, sehingga kurang memperhatikan asupan makanan sang anak.
Menurut Ishaq tidak semua produk makanan kemasan kurang sehat, ada juga yang baik kualitasnya.
Maka dari itu, Ishaq menyarankan agar memilih makanan dan minuman kemasan yang tidak mengandung bahan pengawet dan kadar gula yang tinggi.
“Intinya bagaimana membatasi dan memberikan informasi makanan bergizi. Tidak semua makanan dijual tidak sehat, ada alternatif. Banyak juga bagus, sisa kita memilih. Tinggal orangtua memilih agar bisa menghasilkan generasi sehat, cerdas dan produktif,” tutupnya.