Pencanangan Pekan Imunisasi Dunia Mulai Digelar, Puskesmas Tamalate Jadi Lokus

IMG 20240514 WA0005
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Pekan Imunisasi Dunia bertujuan menyoroti tindakan bersama yang diperlukan untuk melindungi orang dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

 

Bacaan Lainnya

Di Sulawesi Selatan, Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024 mulai digelar, Pencanangannya di pusatkan di Aula Puskemas Tamalate Kota Makassar, menjadi wilayah dengan capaian sasaran imunisasi tertinggi di Sulawesi Selatan.

 

dr. Ishaq Iskandar, Kepala dinas kesehatan Sulsel, dalam sambutannya mengatakan, capaian imunisasi Provinsi Sulsel, untuk tahun 2023 dari lima target indikator yang harus dicapai, indikator BIAS berhasil mencapai target 87,34% dari target 80%.

 

“Pencapaian ini bisa diperoleh atas dukungan dan kerjasana banyak pihak, harapan kami adalah cakupan tinggi dan merata ini minimak dapat dipertahankan serta tidak ada kejadian KLB PD3I, ” tutur Ishaq.

 

Momentum Pekan Imunisasi Dunia (PID) sebagai bagian dari akselerasi pelayanan imunisasi. Dengan mengusung tema nasional “Imunisasi Lengkap, Indonesia Kuat” diharapkan semua pihak dapat terlibat mempromosikan pentingnya imunisasi untuk perlindungan bagi masyarakat di sekitarnya sehingga seluruh lapisan masyarakat mampu mengejar ketinggalan imunisasi bagi dirinya, keluarganya dan mencapai Indonesia kuat, ” ungkap Ishaq.

 

Sementara Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Sulawesi Maluku, Henky Widjaja, mengatakan

Pelaksanaan PID 2024 ini akan berlangsung mulai 13 hingga 19 Mei 2024 mendatang di 24 kabupaten dan kota di Sulsel.

 

Dan fokus utama pada pekan imunisasi

tahun ini ditargetkan pada kelompok anak zero-dose (anak-anak dosis non) atau populasi yang belum menerima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).

 

“Saat ini pemerintah pusat menargetkan yaitu menyasar zero-dose atau populasi anak yang sama sekali tidak mendapatkan imunisasi dasar sejak lahir. Walaupun angkanya di Sulsel masih rendah kita tetap akan memastikan bahwa ini masih bisa diminimalkan lagi,” kata Henky Widjaja, di sela-sela Pencanangan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024, di Puskesmas Tamalate, Kota Makassar, Senin, (13/05/2024).

 

Kata Hengky masih adanya anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi dosis nol atau zero-dose disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya yakni efek pandemi Covid-19, dimana berdampak pada layanan maupun akses ke imunisasi dasar anjlok.

 

Kendala lainnya yaitu, masih banyaknya masyarakat yang terhalang dengan akses, kependudukan, daerah terisolir dan lainnya. Sehingga, dalam memaksimalkan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap ini memang perlu bagi masing-masing pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam memberikan layanan.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr. Nursaidah Sirajuddin, mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir selama pandemi kemajuan imunisasi menurun, masih ada anak yang melewatkan satu atau lebih vaksinasi mereka. Ini merupakan beberapa ancaman terhadap upaya untuk menjangkau anak-anak ini. Akibatnya terjadi wabah penyakit yang sesungguhnya penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi.

 

“Dinas Kesehatan Sulsel dalam hal ini memilih pencanangan IDL dilakukan di Puskesmas Tamalate. Ini dinilai karena Kota Makassar menjadi salah satu penyumbang sasaran imunisasi tertinggi dari kabupaten atau kota lainnya.

 

dr. Ida sapaan akrabnya, menuturkan jumlah sasaran imunisasi yang ditargetkan pada PID 2024 di Makassar sekitar 22 ribu anak. Jumlah sasaran ini tertinggi jika dibandingkan dengan jumlah sasaran imunisasi di kabupaten dan kota lainnya di Sulsel.

 

Salah satu bentuk intervensi agar sasaran imunisasi di tahun ini dapat dicapai di tengah keterbatasan waktu imunisasi.

 

Dinas Kesehatan Makassar mengeluarkan kebijakan agar 47 puskesmas yang ada untuk membuka posko layanan hingga malam hari, demi mendorong capaian imunisasi di setiap wilayah sesuai target.

 

“Jadi mulai pagi sampai siang atau jam operasional pelayanan itu di puskesmas.

Kemudian di sore hingga jam 10 malam baru kita lakukan di posko, karena waktu pelaksanaan imunisasi juga pendek hanya seminggu. Makanya jika hanya dikejar dari pagi hingga siang sangat sulit untuk dicapai, makanya

perlu waktu yang lebih,” tegasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *