Kinerja Ekonomi Sulsel Tumbuh Positif di Tengah Tantangan Global

IMG 20240429 WA0032
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS — Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode s.d. 31 Maret 2024 yang diselenggarakan pada hari Senin, 29 April 2024 di GKN Makassar.

Perkembangan Ekonomi Regional

Bacaan Lainnya

Menurut laporan Ekonomj Sulawesi Selatan terus menunjukan pertumbuhan hingga 4,51%(yoy) di Triwulan I 2024, didorong kuatnya permintaan domestik yang berasal dari belanja negara dan aktivitas terkait pemilu, kenaikan gaji ASN serta pencairan (THR).

Ekspor – Impor

Disektor ekspor import komoditas seperti Nickle Matte, Ferro-Nickle, Rumput Laut, Karaginan dan Semen dan Pakan Ternak menjadi penyumbang terbesar untuk Ekspor, Dari sisi Impor, komoditas penyumbang terbesar antara lain Gandum, BBM, Bungkil, Gula dan Kokas Batubara. Dan neraca perdagangan Maret 2024 surplus 54,93 Juta US$.

Kinerja APBN Anging Mammiri

Pendapatan APBN Sulsel s.d. 31 Maret 2024 mencapai Rp3,59 Triliun atau 21,49% dari target, meningkat sebesar 1,32% (yoy). Belanja APBN Sulsel s.d. 31 Maret 2024 mencapai Rp11,93 Triliun atau 21,92% dari pagu, meningkat sebesar 18,24% (yoy). Kinerja APBN Sulsel tetap solid dalam menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat berlanjut.

Penerimaan Negara

Pajak – Kinerja Penerimaan Pajak s.d. 31 Maret 2024 mencapai Rp2,7 Triliun atau 19,51% dari target tahun 2024 sebesar Rp13,89 Triliun, menurun -4,02% (yoy). Mayoritas jenis pajak utama mengalami pertumbuhan negatif disebabkan aktivitas ekonomi yang melambat pada sektor konstruksi dan pertambangan, serta turunnya beberapa komoditas seperti nikel dan kelapa sawit.

Penyampaian SPT Tahunan

Sebanyak 452.262 orang wajib pajak telah melaporkan SPT tahunan pada tahun 2024, meningkat 12,91% dibanding tahun sebelumnya, yang terdiri dari 441.151 SPT Tahunan Orang Pribadi dan 11.111 SPT Tahunan Badan.

Bea Cukai

Penerimaan Kepabeanan & Cukai Sulawesi Selatan s.d. 31 Maret 2024 mencapai Rp111,12 Miliar atau 26,07% dari target tahun 2024 sebesar Rp426,18 Miliar. Capaian penerimaan ini ditopang oleh peningkatan penerimaan Bea Masuk yang signifikan sebesar 113,6% (yoy) akibat pertumbuhan impor bayar yang melonjak tajam, dan peningkatan Bea Keluar sebesar 13,7% yang berasal dari komoditi kakao.

Pengawasan Bea Cukai

Pada awal tahun 2024, efektivitas pengawasan kepabeanan dan cukai menunjukkan tren positif yang dapat mencegah beredarnya rokok illegal di wilayah Sulawesi Selatan dan barang lainnya. Penindakan atas barang NPP yang meningkat tajam diharapkan mampu melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba.

Kekayaan Negara dan Lelang

Penerimaan PNBP dari Pengelolaan Kekayaan Negara dan Lelang sampai dengan 31 Maret 2024 mencapai Rp14,8 Miliar, atau 22,50% dari target Rp65,76

Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat (BPP) – BPP Sulawesi Selatan mencapai Rp4,80 Triliun atau sebesar 21,18% dari pagu, meningkat 32,12% (yoy). Belanja ini difokuskan untuk percepatan penyelesaian infratruktur prioritas dan dukungan persiapan pelaksanaan pemilu.

Kinerja APBD Anging Mammiri

Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah s.d. 31 Maret 2024 sebesar Rp9,19 Triliun, mengalami growth sebesar 23,39% (yoy), didominasi dari Pendapatan Transfer mencapai 21,22% atau

sebesar Rp7,13 Triliun, disusul oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 16,48% atau sebesar Rp2,02 Triliun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 8,62% atau sebesar Rp33,62 Miliar.

Belanja Daerah

Belanja Daerah s.d. 31 Maret 2024 terealisasi sebesar Rp4,4 Triliun, didominasi oleh Belanja Operasi sebesar 11,66% atau Rp3,98 Triliun, disusul oleh Belanja Transfer sebesar Rp 6,70% atau Rp377,39 Miliar, Belanja Modal sebesar 0,78% atau Rp54,95 Miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar 2,02% atau Rp6,10 Miliar.

Kepala Kanwil DJPb Prov. Sulsel, Bapak Supendi mengatakan Tingkat Inflasi Sulawesi Selatan pada Maret 2024 masih terkendali sebesar 2,75% (yoy), berada pada rentang sasaran 3%+1, sedikit menurun dibandingkan tingkat inflasi bulan sebelumnya sebesar

2,93% (yoy). Tingkat inflasi month-to-month (m to m) sebesar 0,38% dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,05%.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang sebesar 4,69% dan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 2,18%. Hal ini utamanya disebabkan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran, antara lain yang paling besar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,03%, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,43%, dan kelompok kesehatan sebesar 2,25%,” ujarnya.(*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *