MAKASSAR, CREATIVENEWS – Mengantisipasi peningkatan volume kendaraan di jalur mudik, Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap berjaga di Pos Terpadu.
Tak hanya Dishub Sulsel, di Pos Terpadu ini juga melibatkan Balai Pengelola Jalan, BPTD Sulsel, Polda Sulsel, bersama stakeholder lainnya.
Hak ini diungkapkan Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel Patarai saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
“Untuk mengantisipasi arus balik mudik dirapat koordinasi bersama Balai Pengelola Jalan, BPTD Sulsel, Polda Sulsel, bersama stakeholder lainnya, kami masih melakukan pos terpadu untuk mengantisipasi, mengontrol keadaan lalu lintas di jalan,” terangnya.
Patarai menyampaikan pihaknya telah mengetahui daerah rawan kemacetan, seperti, Pare-Pare, Maros, Jeneponto, dan Takalar.
“Seperti daerah-daerah yang berpotensi macet, seperti Pare-Pare, Maros, Jeneponto, dan Takalar juga masih melakukan pos terpadu itu,” imbunya.
Kata dia, pergerakan kendaraan miningkat 71 persen dari hari biasa pada saat arus mudik.
Sementara arus balik mudik justru lebih rendah yakni 40 sampai 45 persen.
Arus balik lebih rendah sebab PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin telah mengeluarkan Surat urat Edaran (SE) agar ASN melakukan Work From Home atau kerja dari rumah.
“Kemarin waktu mudik itu, bersamaan dengan orang yang dari kabupaten/kota yang datang belanja di Makassar. Karena Makassar ini menjadi hub ekonomi Indonesia Timur. Jadi banyak orang yang masuk ke Makassar. Itu pergerakan kendaraan meningkat,” pungkasnya.
“Tapi kalau di arus balik mudik ini, kendaraan yang masuk di kota mungkin agak berkurang. Tapi macetnya masih tinggi, karena sama-sama melakukan pergerakan,” ujar Patarai.
Patarai mengemukakan ada beberapa ruas jalan yang memiliki potensi terjadi macet.
“Biasanya, kalau sebelah utara itu jalan-jalan poros di Kabupaten Pangkep, Maros. Kemudian masuk di Kota Makassar, yaitu Jalan AP Pettarani, Sultan Alauddin, Barombong yang jembatan itu. Lalu di Jalan Hertasning, Tun Abdul Razak, Aroeppala tembus di Gowa,” bebernya.
“Kemudian, di Kabupaten Gowa setelah Jalan Sultan Alauddin, Jalan Hasanuddin, lalu Jembatan Kembar, Jalan Poros Malino, Jalan Bu’rung-bu’rung, karena orang gunakan libur panjang ini dengan berwisata. Kemudian Jalan Panciro,” lanjutnya.
Selain itu ruas jalan di kabupaten Maros berpotensi mengalami kemacetan di simpang 5 bandara, jalan poros bandara lama, dan jalan poros di depan Kantor Bupati Maros.
Ia menyebutkan kemacetan di arus mudik lebaran ini selalu terjadi setiap tahun sebab ruas jalan tidak pernah dilakukan pelebaran serta dipicu oleh meningkatnya kendaraan setiap tahun.
“Penyebab kemacetan karena memang kapasitas jalan ini tidak pernah melebar, bertambah. Di sisi lain, ini kendaraan semakin bertambah volumenya,” tutupnya.