20 Korban Tanah Longsor di Tana Toraja Ditemukan, Pencarian Dihentikan
MAKASSAR, CREATIVENEWS – Tim Rescue atau penyelamat menghentikan pencarian korban tanah longsor di Tana Toraja. Pencarian dihentikan sebab seluruh korban berjumlah 20 orang berhasil ditemukan pada Senin, 15 April.
Berdasarkan laporan BPBD Sulsel, longsor ini terjadi Sabtu malam, 13 April 2024, sekitar pukul 23.00 WITA. Di Palangka, Kelurahan Manggau, Makale Selatan, 14 warga dievakuasi ke Rumah Sakit Lakipadada dalam kondisi meninggal dunia. Sementara dua warga lainnya menjalani perawatan dan dalam kondisi kritis.
Sedangkan di Lembang Randan Batu, Makale Selatan, empat warga meninggal dunia. Sehingga, total korban meninggal dunia dalam peristiwa ini mencapai 18 orang.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sulsel Amson Padolo mengatakan 16 korban di Palangka sedang mengdakan acara keluarga saat terjadi longsor.
“Lokasi di Palangka itu korban 16 orang, kejadiannya itu keluarga mengelar syukuran karena akan kembali bekerja, dan saat itu terjadi longsor jadi 16 orang ini posisinya berada dalam rumah,” terangnya, Selasa, 16 April 2024.
Sementara di lokasi lainnya yakni di Lembang Randan Batu korban sedang menggelar pengajian saat terjadi lonsgsor, jadi total secara keseluruhan itu 20 orang,” ungkapnya.
“Kemarin itu sekitar pukul17.40 dua orang yang dicari itu sudah ditemukan.
Dua masih dalam perawatan,” lanjutnya.
Amson menyampaikan saat proses pencarian tim Rescue cukup sulit menjangkau titik lokasi tertimbun korban, sebab medan yang sangat curam, sehingga alat berat tidak dapat digunakan untuk mempercepat pencarian.
Sebagai gantinya Tim rescue mengerahkan anjing pelacak guna memudahkan pencarian.
“Sampai kemarin itu sudah ditemukan semua walaupun memang tim pencari dari basarnas, BPBD, TNI, Polri cukup kesulitan karena kondisi lokasinya yang ekstreme kareana berada di ketinggian sehingga Alat berat tidak bisa digunakan. Dari kondisi tersebut kami mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban,” bebernya.
Saat longsor terjadi cuaca dalam kondisi hujan lebat. Amson bersyukur pada saat pencarian kondisi cuaca cukup mendukung walaupan hujan rintik-rintik.
“Waktu kejadian (longsor) hujan lebat, tapi pada saat proses pencarian cuaca dalam kondisi hujan rintik-rintik tapi tidak terlalu menghambat,” ujarnya.
Ia menyebutkan pemerintah daerah Tana Toraja akan memfasilitasi pengurusan jenazah korban longsor.
“Pemerintah daerah akan memfasilitasi pemakaman para korban, ada juga yang dibawa oleh keluarganya ke kampung halamannya untuk dikebumikan dan tetap difasilitasi oleh pemerintah daerah,” jelas Amson.
Dari kejadian bencana tanah longsor tersebut, Amson menghimbau kepada seluruh masyarkat utamanya daerah rawan longsor agar selalu waspada.
“Jadi kami senantiasa mengimbau kepada masyarkat yang berada didaerah resiko terdampak, khususnya di daerah ketinggian yang masuk dalam zona berbahaya. Ada memang titik-titik yang rawan lonsor, makanya BPBD Kabupaten kota telah memberi tanda-tanda, agar berhati-hati melintas terlebih dalam kondisi hujan sebab tanah cenderung labil,” tandasnya.
Masyarakat juga dihimbau untuk segera melapor ke pemerintah ketika melihat lokasi yang berpotensi longsor, karena ada tanda-tnada sebelum longsor seperti ada retakan, pergerakan tanah. (RB/SB)