Yayasan Gaya Celebes Memperingati IWD Di Rutan Makassar

IMG 20240310 WA0001
creativenews.id"

MAKASSAR, CREATIVENEWS – Perayaan Hari Perempuan Internasional (IWD) telah menjadi tradisi global, Seiring dengan perjalanan waktu, peringatan ini telah berkembang dari sebuah perayaan yang dimulai oleh gerakan perempuan untuk hak pilih menjadi sebuah platform yang lebih luas yang mencakup isu-isu seperti kesetaraan ekonomi, keadilan sosial, kesehatan, pendidikan, dan banyak lagi.

Yayasan Gaya Celebes (YGC) dalam moment IWD, Sabtu 9 Maret 2022 menggelar diskusi dan edukasi dengan Tema Hari Perempuan Internasional tahun 2024, “Inspire Inclusion,” tema ini pilih untuk menyoroti pentingnya inklusi

Bacaan Lainnya

perempuan khususnya pada warga binaan perempuan di rumah tahanan kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Andi Akbar Halim, Direktur Yayasan Gaya Celebes (YGC) menuturkan, IWD 2024 ini diprioritaskan pada rutan apalagi kerjasama yang telah lama dibangun dan menjadi indikator pertama.

“Ini pertama kali kami menggelar kegiatan di rutan, dan YGC juga ikut berpartisipasi dengan unit pemberdayaan dan perlindungan anak dan teman-teman aktivis sebelumnya, apalagi dalam program HIV AIDS juga ada perempuan yang terpapar, dengan persoalan HIV AIDS makanya IWD ini kami tetap angkat isu itu ” ungkap Akbar.

Sementara itu Asep Eka Nur Hidayat, Program Manager AHF Indonesia, yang ikut mengambil peran di kegiatan IWD, mengatakan AHF Indonesia mulai menjalankan kerja-kerja terkait penanggulangan HIV sejak 2016, namun tidak menutup kemungkinan AHF juga mensupport berbagi event-event. Kegiatan ini ditujukan untuk menginspirasi juga dukungan dan semangat kepada pihak terkait.

“Seperti saat ini mengadakan kegiatan bersama untuk penguatan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan termasuk memberikan edukasi, dan tahun ini memang pertama kali AHF berkegiatan di Rutan dan difokuskan pada Kota Makassar.

Ditempat yang sama dr Aminah, selaku Kepala Puskesmas Pattingaloang, dalam pemaparannya menyampaikan, bahwa sampai saat ini layanan kesehatan sulit tidaklah sulit dijangkau hanya saja pemahaman soal isu HIV/AIDS, perlu edukasi dan pemahaman yang lebih lagi.

Saya pun sampai saat ini selalu memberikan edukasi dan pemahaman kepada teman-teman dilayanan karena stigma dan diskriminasi masih ada, dan kita juga harus punya cara atau trik untuk memberikan layanan yang nyaman agar pasien mau datang konsultasi dan berobat,” tuturnya.

Penanggung jawab HIV/AIDS di rutan Makassar, drg Handayani Ali mengungkapan saat ini di rutan Makassar ada 22 tahanan yang positif HIV dan 2 diantaranya adalah perempuan dan 1 orang hamil. Saat ini kami juga membangun kerjasama dengan Dinsos Makassar untuk penerbitan PBI atau KIS.

Adapun bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pihak rutan, kata dr. Handa sapaan akrabnya, yakni setiap ada tahanan baru kami akan melakukan screning HIV/AIDS, TB, IMS, apabila ada tahanan yang terdeteksi langsung kami obati. Rutan juga punya program yang saat ini berjalan yaitu paburata, kami susuri setiap blok hunian dan melihat kondisi anak-anak secara langsung sambil melakukan penyuluhan, untuk memantau kondisi PHBS-nya.

Kegiatan diskusi dan edukasi IWD diikuti oleh warga binaan rutan yang difokuskan kepada tahan perempuan.

Saat ini ada 143 orang warga binaan rutan, oleh karena itu YGC merasa cukup prihatin. Itulah YGC hadir dan fokuskan di rutan untuk menginspirasi perempuan.

Warga binaan perempuan merupakan bagian penting dari masyarakat yang kerap mengalami pembatasan fisik atas kebebasan mereka. Meskipun demikian, mereka tetap merupakan individu yang membutuhkan perhatian khusus terutama terkait dengan kesehatan reproduksi. Dalam konteks masa tahanan, akses terhadap informasi dan layanan kesehatan reproduksi seringkalit terbatas. (RB)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *