MAKASSAR,CREATIVENEWS – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan warga pesisir, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah menjalankan program pemberdayaan pada nelayan.
Program yang dijalankan ialah budidaya rumput laut, garam, dan rumah ikan.
Kepala DKP Sulsel M. Ilyas mengatakan sejumlah program budidaya tersebut diperuntukkan bagi nelayan disaat tidak melaut akibat cuaca ekstreme atau di musim hujan.
Rencananya DKP Sulsel akan menyediakan 850 ribu kolam terpal yang akan diberikan tak hanya untuk warga pesisir tapi juga untuk warga yang tinggal dipegunungan.
“Kalau tahun ini yang kita kerjakan, kitakan tidak boleh mengandalkan (nelayan) tangkap ikan saja, tahun ini ada program yang namanya pengembangan budidaya berbasis kolam terpal, tetapi ini kita baru prioritaskan kolam terpalnya itu baru ada 850 ribu buah untuk penanggulangan kemiskinan,” Kata Ilyas di Makassar, beberapa waktu lalu.
“Terutama diwilayah-wilayah daratan ya, karena di pegunungan itu juga banyak orang miskin itu juga mereka kekurangan ikan, kita sentuh dulu mereka tahun ini utamnya daerah Enrekang kemudian daerah danau tempe, kemudian Tana Toraja, Toraja Utara itu yang kita prioritaskan kesana, tapi tidak menutup kemungkinan teman-teman di pesisir,” paparnya.
Khusus di pesisir, warga di dorong untuk mengembangkan budidaya rumput laut.
“Teman-teman di pesisir itu program kemiskinannya itu pengembangan budidaya rumput laut,” terangnya.
Selain rumput laut, tahun ini DKP juga memberikan bantuan pengembangan tambak garam di lima daerah.
“Daerah seperti Jeneponto ada lima kabupaten untuk garam nah itu juga kita dorng untuk pekerjaan alternatif jika nelayan tidak melaut,” tuturnya.
“Jadi tambak garam, Jeneponto, Selayar, Takalar, Pangkep, Maros,” sambungnya.
Kata Ilyas, fokus DKP Sulsel saat ini akan menjalankan Budidaya kolam terpal dibandingkan tambak garam.
“Tetapi yang bisa kita dorong sekarang itu Budidaya sebetulnya berbasis kolam, karena kalau budidaya tambak, tidak semua orang punya tambak,” bebernya.
Selain itu, Ilyas akan mencanangkan program pengolahan ikan, sehingga menjadi pekerjaan alternatif nelayan jika tidak melaut akibat cuaca ekstreme.
“Pengolahan-pengolahan yang harus kita dorong, jadi musim ombak yang tenang nelayan punya banyak ikan, ada tempat penyimpanan ikan, jadi pada musim-musim tertentu itu dikeluarkan untuk diolah olah jadi sebuah produk,” tutupnya.