MAKASSAR, CREATIVENEWS – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal menghentikan impor bibit bawang merah. selama ini petani bawang di Sulsel membeli bibit dari pulau jawa dengan harga yang cukup mahal.
Penjabat (Pj) Gubernur Bahtiar Baharuddin mengatakan Kabupaten Enrekang merupakan daerah produksi bawang terbesar di Sulsel dengan luas lahan 13.800 hektar. Dengan luas tersebut butuh sekitar Rp500 Miliar untuk membeli bibit.
“Bawang merah tidak lagi impor dari Jawa, satu periode tanam itu 500 miliar lebih hanya untuk beli bibit, 13.800 hektar tanaman bawang merah di enrekang di Impor semua dari luar, 35 juta sampai 40 Juta perhektar bibitnya, setiap dua bulan kita beli, coba kalau ini diproduksi di Sulsel,” Kata Bahtiar saat sambutan pada kegiatan Deklarasi Pemilu Putih Abu-Abu di Ruang Pola, Selasa, 30 Januari 2024.
BACA JUGA : Pemkot Makassar Bertekad Wujudkan Pemilu Damai dan Berkualitas
Selain bibit bawang sejumlah tanaman lainnya masih mengandalkan bibit dari lrovinsi lain. Maka dari itu pihaknya akan mengembangkan tempat produksi bibit tanaman, dengan membentuk Sekolah Lapang.
“Bibit kentang kita masih Impor, bibit durian juga semua beli dari luar, maka tahun ini kami mengembangkan Sekolah Lapang untuk membentuk SDM dan tentu Dinas pendidikan bisa jadi bagian dari ini, kita perlu siswa-siswa kita supaya bisa (belajar) mengembangkan dari sektor pertanian,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel Imran Jausi menjelaskan secara bertahap petani bawang di Sulsel tidak akan bergantung lagi pada pulau Jawa untuk memenhi kebutuhan Bibit.
“Selama ini kan kita ambilnya di Jawa, padahal kita ini penghasil bawang juga khususnya di Enrekang dan Bantaeng, makanya inilah kita lagi persiapkan untuk penagkar benihnya supaya secara bertahap ini jangan lagi ambil di Jawa kita siapkan sendiri benihnya,” Kata Imran Rabu, 31 Januari 2024.
BACA JUGA : 400 Penyintas Kusta di Sulsel Bakal Terima Bansos
Mindset para petani harus berubah tidak terus mengandalkan bibit dari luar pulau, tapi mesti mandiri atau menangkar bibit.
“Petani-petani kita kan disini istilahnya kan cuman cari gampang, hanya mau hasil padahal mempersiapkan benih juga itu ada hasil atau uangnya juga,” imbuhnya.
Maka dari itu Imran menjelaskan Dinas TPH-Bun Sulsel akan membuat palatihan terhadap para petani bagaimana cara menangkar bibit yang unggul, sama halnya program mandiri benih padi yang telah dijalankan.
“Jadi dalam waktu dekat ini akan banyak pelatihan penangkar bibit pada petani, sama persis dengan mandiri benih padi, tapi kita mau juga Hortikulturanya,” bebrnya.
Selain bibit bawang merah, komoditi unggulan Sulsel juga tengah dipersiapkan untuk produksi bibit.
“Jadi ada beberapa menjadi prioritasnya bapak Gubernur cabe misalnya, kan sudah ada di Enrekang, Soppeng, Toraja, kita mau kembangkan itu. Jadi bertahap untuk komodti lainnya,” tandasnya.
Tentunya produksi bibit ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya petani.
“Memang harus kita mulai produksi bibit sendiri, karena nilai ekonominya dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, jadi kita ingin petani kita menjadi pembibit,” tutupnya.